Setiap perusahaan (dan juga konsumen) harus membayar nilai tertentu untuk kualitas yang buruk. Setiap cacat yang terjadi merupakan beban bagi produsen maupun konsumen. Berdasarkan tabel hubungan antara tingkat sigma, DPMO dan biaya kualitas, perusahaan yang beroperasi pada tingkat 3 sigma akan kehilangan 25-40% dari total penjualan sebagai biaya kualitas (cost of quality) mereka. Sedangkan untuk perusahaan yang sudah mencapai 6 sigma hanya menghabiskan kurang dari 5% dari total penjualan mereka sebagai biaya kualitas. Grafik berikut ini menunjukan hubungan antara tingkat sigma dan biaya kualitas.
Pada dasarnya biaya akibat kualitas yang buruk (COPQ) merupakan pemborosan dalam organisasi six sigma, sehingga banyak perusahaan kelas dunia yang menerapkan program six sigma menggunakan indikator pengukuran biaya kualitas sebagai pengukuran kinerja efektifitas keberhasilan dari six sigma yang diterapkan. Adapun perbandingan antara nilai sigma, DPMO, dan COPQ di gambarkan oleh Harry, Mikel dan Richard Schroeder (2000) sebagai berikut:
Tabel 2.6. Hubungan antara Nilai Sigma, DPMO dan Biaya Kualitas
COPQ ( Cost of Poor Quality )
Level Sigma
DPMO
COPQ
2
3
4
5
6
308.537 (non-competitive companies)
66.807
6.210 (Industry Average)
233
3,4 (World Class)
Not applicable
25-40% of sales
15-25% of sales
5-15% of sales
<5% of sales
Tidak ada komentar:
Posting Komentar