Seperti juga definisi-definisi tentang kepemimpinan, konsep-konsep mengenai efektivitas dari seorang pemimpin berbeda dari seorang penulis dengan penulis lainnya. Kebanyakan peneliti mengevaluasi efektivitas kepemimpinan dalam kaitannya dengan konsekuensi-konsekuensi dari tindakan-tindakan pemimpin tersebut bagi para pengikut dan para stakeholder organisasi lainnya. Namun, berbagai jenis hasil (outcome) telah digunakan, termasuk kinerja dan pertumbuhan dari kelompok atau organisasi dari pemimpin tersebut, kesiapsediaannya untuk menanggapi tantangan-tantangan atau krisis-krisis, kepuasan pengikut dengan pemimpinnya, komitmen dari para pengikut terhadap sasaran-sasaran kelompok, kesejahteraan psikologis dan pengembangan para pengikut, mempertahankan status tinggi pemimpin, dan kemajuan pemimpin ke posisi kekuasaan yang lebih tingi di dalam organisasi.
Ukuran yang biasanya digunakan mengenai efektivitas pemimpin adalah sejauh mana unit organisasi dari pemimpin tersebut melaksanakan tugasnya secara berhasil dan mencapai tujuan-tujuannya. Di dalam beberapa hal, ukuran-ukuran yang objektif tentang kinerja atau pencapaian tujuan sudah tersedia, seperti misalnya laba, margin laba, peningkatan penjualan, pangsa pasar, biaya per unit dari yang dihasilkan, biaya dalam hubungannya dengan pengeluaran-pegeluaran yang dianggarkan, dan sebagainya. Di dalam hal-hal lain, penilaian yang subjektif mengenai efektivitas diperoleh dari atasan si pemimpin, teman sejawatnya, atau dari para bawahannya.
Sekali-kali, efektivitas pemimpin diukur dalam hubungannya dengan kontribusi pemimpin terhadap kualitas dari proses-proses kelompok, seperti yang dirasakan oleh para pengikut atau oleh para pengamat dari luar. Apakah pemimpin tersebut meningkatkan solidaritas (cohesiveness) kelompok, kerja sama antar anggota, motivasi para pengikut, pemecahan masalah, pengambilan keputusan, serta pemecahan konflik di antara para anggota? Apakah pemimpin tersebut telah memberikan kontribusi terhadap efisiensi spesialisasi peran, organisasi aktivitas-aktivitas, akumulasi sumber-sumber daya, serta kesiapan kelompok untuk menangani perubahan dan krisis? Apakah pemimpin tersebut telah memperbaiki kualitas hidup kerja (worklife), membangun rasa percaya diri para pengikut, meningkatkan keterampilan mereka, dan memberi kontribusi terhadap pertumbuhan psikologis dan pengembangan mereka?
Adalah sukar untuk mengevaluasi efektifitas seorang pemimpin jika terdapat demikian banyak ukuran alternatif mengenai efektifitas dan tidak jelas ukuran yang mana yang paling relevan. Beberapa orang peneliti mencoba untuk mengkombinasikan berbagai ukuran ke dalam sebuah kriteria tunggal dan campuran, namun pendekatan ini masih membutuhkan penilaian yang subjektif mengenai bagaimana memberikan bobot pada masing-masing ukuran tersebut. Kriteria majemuk khususnyamenyulitkan jika berkorelasi secara negatif. Sebuah korelasi negatif berarti bahwa terjadi banyak tukar-menukar (tradeoffs)di antara kriteria-kriteria tersebut, sedemikian rupa sehingga jika yang satu bertambah, yang lainnya akan berkurang. Misalnya, pertumbuhan penjualan dan pangsa pasar (misalnya dengan mengurangi harga dan meningkatkan iklan) sering kali tercapai dengan berkurangnya laba. Suatu peningkatan dalam hasil produksi (misalnya dengan membujuk orang untuk bekerja lebih cepat) sering kali tercapai dengan berkurangnya kualitas produk. Pertumbuhan yang cepat sering kali dicapai (misalnya dengan ekspansi keuangan melalui hutang yang berlebihan) melalui suatu kondisi finansial yang lebih lemah yang dapat mengakibatkan kebangkrutan jika kondisi ekonomi mendadak menjadi lebih jelek.
Kepemimpinan yang Efektif di dalam Kelompok dan Organisasi
Kriteria yang dipilih untuk mengevaluasi efektivitas kepemimpinan mencerminkan konsep yang eksplisit dan implisit dari peneliti tentang apa yang dimaksud dengan kepemimpinan. Kriteria yang ditekankan dalam banyak penelitian mengenai efektivitas kepemimpinan (misalnya kepuasan dan kinerja bawahan) mencerminkan sebuah konsep mengenai kepemimpinan sebagai sesuatu yang dilakukan seorang pemimpin untuk mempengaruhi sikap dan motivasi dari para pengikut secara individual. Pandangan tersebut mengenai kepemimpinan sebagai sebuah proses yang uniteral dan dyadic terlalu sempit; kepemimpinan adalah sebuah kelompok maupun sebuah proses organisasi. Salah satu jalan untuk mengevaluasi kepemimpinan adalah dalam kaitannya dengan kontribusinya terhadap efektivitas menyeluruh dari sebuah kelompok atau organisasi. Teori-teori mengenai efektivitas kelompok dan organisasi memberi pengetahuan yang penting mengenai proses-proses kepemimpinan dan kriteria yang relevan untuk mengevaluasi efektivitas kepemimpinan.
Aspek-aspek situasi yang meningkatkan atau menghilangkan efek ciri atau dari perilaku pemimpin tersebut disebut variabel-variabel moderator situasional. Teori-teori yang menjelaskan efektivitas kepemimpinan dalam hubungannya dengan variabel-variabel moderator situasional disebut teori-teori kontingensi. Sebuah teori kontingensilebih lengkap bila memasukkan juga variabel-variabel intervensi untuk menjelaskan mengapa efek perilaku terhadap hasil bervariasi pada situasi-situasi tertentu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar