Jumat, 22 Agustus 2008

Tiga Lensa Dalam Organisasi

Didalam meneyelesaikan suatu masalah dalam organisasi atau dalam mengambil kesempatan yang ada dalam organisasi dibutuhkan seorang manager yang memiliki pengetahuan yang luas tentang organisasi dan informasi yang menyangkut organisasi tersebut. Teknik untuk menyelesaikan suatu masalah dalam organisasi adalah dengan melakukan pendekatan-pendekatan terhadap akar permasalahan yang ada dalam organisasi tersebut, namun terkadang pendekatan tersebut kurang tepat dan masalah dalam organisasi tersebut tidak terselesaikan dengan tuntas karena adanya perbedaan pola pikir tiap individu yang masing-masing memiliki perspektif yang berbeda.
Setiap individu memiliki perspektif yang berbeda dalam menghadapi suatu masalah. Suatu pemikiran kognitif yang digunakan tiap manusia untuk membangun pemikirannya tentang suatu hal atau Schemas merupakan pola pikir tiap individu dalam mengambil suatu keputusan atau suatu pandangan. Schemas memberikan kita pendekatan terhadap siatuasi yang berulang dan membuka pemikiran kita terhapad masalah yang lebih sulit dan aktifitas yang lebih complex lagi.
Sebelum menganalisa suatu organisasi dari tiga lensa organisasi, ada baiknya tiap individu memahami organisasi tersebut berdasarkan Schemas masing-masing individu. Schemas sendiri dapat menyesatkan pemikiran individu, karena :
· Schemas menjadi ketinggalan jaman, atau out of date, Maksudnya pemikiran personal kita kelihatannya efisien, namun dapat menjadi ketinggalan. Individu dapat bersikeras terhadap pemikirannya, karena pemikiran tersebut dianggap benar. Namun pemikiran personal harus mengalami kemajuan. Biasanya pemikiran personal kita berdasarkan terhadap pengalaman yang telah kita alami sebelumnya. Dengan kata lain schemas tidak hanya mencerminkan kehidupan organisasi tapi juga membantu untuk membentuk organisasi tersebut.

· Schemas Are Resistant to Change, ini dapat saja menjadi suatu kelebihan dan kekurangan karena terkadang pola pikir yang kita buat sudah baik, daripada melakukan suatu perubahan yang tidak jelas dan mungkin dapat mengurangi kinerja dari organisasi maka ada baiknya tidak dilakukan perubahan. Namun dari sisi negatifnya adalah bila pola pikir kita sudah ketinggalan dan tetap saja tidak mau melakukan perubahan maka akan sulit untuk bersaing dengan organisasi lainnya.
· Schemas Become Universal Rules, dalam suatu organisasi terdapat suatu aturan yang dibuat oleh managerial. Aturan yang menjadi aturan universal yang harus dituruti seluruh anggota organisasi. Terkadang aturan ini tidak melihat kondisi dan type tiap orang dalam organisasi. Atau dengan kata lain organisasi tersebut tidak flexible dan berpikiran sempit.
· Schemas Are incomplete, Pemikiran kognitif kita terkadang berpikir mudah tentang suatu hal dan memerintahkan bawahan untuk melakukan sesuatu, namun terkadang penyampaian kita itu kurang sehingga tidak bisa dicerna dengan baik oleh orang lain, sehingga menimbulkan ketidak sesuaian antara pemikiran kita dengan orang yang kita berikan informasi tersebut.
Pada tahap selanjutnya dalam menganalisa suatu organisasi dapat dilihat dari tiga perspektif klasik. Ketiga perspektif itu memiliki pola pikir masing-masing tentang penilaian terhadap suatu organisasi. Tiap organisasi memiliki pendekatan masing-masing dalam menganalisa suatu organisasi. Tiga lensa organisasi tersebut adalah :
1. The Strategic Desaign Lens atau desain strategis, pada perspektif ini individu mempelajari bagaimana aliran tugas dan informasi didesain, bagaimana menugaskan atau menyusun orang dalam suatu peran, bagaimana peran tersebut saling berhubungan satu sama lain dan bagaimana organisasi dapat secara rasional dan optimal dalam mencapai suatu tujuan dalam organisasi tersebut.
2. The Political Lens atau perspektif politik, pada perspektif ini individu melihat bagaimana kekuasaan dan pengaruh didistribusikan dan disebarluaskan dan bagaimana memperbanyak pemegang saham atau rekan kerja dan melibatkan mereka kedalam pengambilan keputusan, dan bagaimana menyelesaikan suatu konflik dalam suatu organisasi.
3. The Cultural Lens atau perspektif budaya, pada perspektif ini individu melihat bagaiman sejarah telah membentuk asumsi dan arti dari tiap individu yang berbeda, menjadikan latihan seperti budaya atau bahkan menjadi suatu ritual, dan bagaimana cerita atau informasi lain membentuk lingkungan organisasi.
Analisis pada organisasi sering dimulai dari rasa instuitif dimana digunakan untuk memahami organisasi dan menggambarkan karakter dari organisasi kepada yang lainnya. Analisis pada organisasi ditujukan berdasarkan ide dari kerja organisasi tersebut. Tiap individu memiliki pola pikir masing-masing yang mempengaruhi kita untuk memperhatikan suatu hal atau mengabaikannya. Tiga perspektif organisasi menyediakan beberapa kemungkinan cara untuk mengembangkan organisasi dan memperkaya analisa organisasi yang dilakukan.

1. The Strategic Desaign Lens
Dalam organisasi perspektif dominant yang digunakan dalam menganalisa suatu organisasi adalah dengan menggunakan perspektif strategis. Perspektif ini merupakan suatu perancangan sistem untuk mencapai suatu tujuan yang strategis. Perspektif ini lebih menegaskan pada pemahaman prinsip dasar dari perancangan suatu organisasi, dengan menyusun strategi dengan baik dan memastikan bahwa strategi dan perancangan yang telah dilakukan sesuai dengan lingkungan dimana organisasi itu dioperasikan. Desain strategis lebih menekankkan pada efisiensi dan efektifitas dari organisasi. Efisiensi melibatkan pencapaian tujuan dengan penghematan pengeluaran/pemakaian sumber daya. Efektifitas melibatkan penjaminan bahwa pencapaian tujuan dengan kebutuhan standart pada organisasi.
Perspektif strategis di rancang berdasarkan asumsi bahwa organisasi dapat mencapai tujuan dengan menggunakan strategi yang telah disusun. Orang yang menggunakan perspektif ini mengangap bahwa organisasi merupakan suatu system atau mekanisme. Organisasi dapat di diagnosa layaknya seperti manusia. Seperti teknik, arsitek dan kedokteran, manajemen dapat dilihat sebagai suatu hal yang harus dimengerti dan menerapkan prinsip dasar tersebut dalam pengoperasiannya.
Elemen kunci pada desain strategis
Grouping (Pengelompokan) : Menunjukkan batasan antara kelas dari tugas-tugas atau aktifitas dalam menentukan pekerjaan, department dan proses.
Struktur pengelompokan dasar, berdasarkan :
Fungsi
Output/ Hasil
Pasar (permintaan Customer)

Struktur pengelompokan Hybrid Berdasarkan :
Pengelompokan Matriks
Front/ Back Structure

Linking (Penggabungan/ integrasi) : Menciptakan hubungan diantara batasan-batasan organisasi.
Mekanisme Penggabungan (Integrasi) :
o Struktur laporan formal
Meggambarkan setiap tugas dari tanggung jawab dalam menyusun/ mengkoordinasi aktifitas ke masing-masing posisi yang spesifik, tidak hanya menggambarkan pengelompokan strategi, namun menggambarkan setiap tugas dari individu dan tanggung jawab dari setiap bagian yang berhubungan.
o Peran hubungan
Ketika koordinasi membutuhkan dua atau lebih group yang akan melakukan pengembangan, organisasi menetapkan tanggung jawab tiap group dan saling bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan.
o Peran Penyatu
Dalam suatu situasi tertentu manager akan menyatukan 2 group atau lebih untuk menyelesaikan suatu masalah.
o Group Cross-unit yang permanent dan sementara
o System teknologi informasi
Teknologi informasi dan telekomunikasi sangat sangat membantu dalam integrasi dan pengkoordinasian dalam suatu organisasi.
o Proses perencanaan
Alignment (Penjajaran) : Menyusun tiap elemen dari organisasi agar terciptanya sumberdaya dan kemauan untuk mengerjakan tugas yang telah diberikan. Strategi penjajaran juga memastikan bahwa tiap indovidu dan unuit memiliki sumberdaya dan motivasi yang tinggi. Berdasarkan strategis ini kebanyakan organisasi gagal karena kurangnya motivasi dan support dalam suatu proses.

Sistem penjajaran antara lain adalah :
System pengukuran performasi dari organisasi
Bagaimana seorang pemimpin organisasi mengetahui strategi yang disusun telah terrealisasi. Tugas system ini adalah untuk menyediakan informasi sebagai signal kepada pemimpin apakah system ini telah efektif atau tidak. Terkadang organisasi didesain ulang untuk meningkatkan keresponsifan kepada pelanggan. Salah satu alat atau teknik yang digunakan untuk mengukur performansi dari suatu organisasi adalah dengan menggunakan “Balanced scorecard”
Insentif dan penghargaan individual
Sebagaimana yang kita ketahui bawha insentif dan penghargaan dapat menjadi suatu alat dalam merubah tingkah laku seseorang. Dalam kebanyakan usaha perubahan organisasi, penjajaran insentif dan penghargaan individual dengan strategis pengelompokan dan integrasi merupakan faktor yang paling penting dalam menyukseskan suatu perencangan organisasi.
Alokasi sumber daya
Sumberdaya dalam konteks ini termasuk manusia, uang, Barang (peralatan, ruangan, dsb) dan yang paling penting adalah informasi dan promosi. Memperkirakan kecukupan sumber daya dalam menyelesaikan suatu tugas dapat menjadi hal yang paling penting dan sulit dalam mengimplementasikan suatu perancangan organisasi.
Human Resource Development
Aktifitas utama dari HRD adalah menugaskan orang pada suatu posisi, pekerjaan atau tugas. Tidak hanya itu, HRD juga pertanggung jawab dalam alokasi sumber daya yang akan dibutuhkan dalam suatu organisasi, khususnya sumber daya manusia.
Proses dan system informal
System ini muncul pada waktu individu beradaptasi pada organisasi dan permintaan terhadap tugas dan lingkungan individu tersebut.
Task (tugas/ pekerjaan)
o Merupakan elemen dasar dari desain organisasi
o Unit terkecil dari aktifitas yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan dari organisasi.
Tugas memiliki aspek yang berbeda dalam Komplektisitas, rutinitas, dan interaksi/ ketergantungan. Ketergantungan ini ada beberapa macam, yaitu :
o Pooled
Tugas yang saling berkaitan dikerjakan dalam waktu yang bersamaan
o Sequential
Satu tugas diselesaikan terlebih dahulu selanjutnya baru diselesaikan proses atau tugas yang lainnya.
o Reciprocal
Tugas diselesaikan dengan cara melakukan interaksi berulang kali dengan rekan kerja.
Dalam melakukan Re-desain organisasi ada beberapa dampak yang akan terjadi, yaitu :
Gangguan dalam aktifitas bisnis
Usaha dalam mendesain kembali suatu organisasi tentu saja akan memakan waktu dan perhatian dari manager dan memakai sumber daya dari organisasi. Cost yang dikeluarkan organisasi dalam mendesain ulang kembali organisasi dapat merakibat buruk pada alokasi maupun proses dari aktifitas bisnis.
Resiko terhadap hubungan jangka panjang antara supplier dan pelanggan penting
Dalam kondisi seperti ini perusahaan sering sekali tidak memperhatikan kebutuhan pelanggan, karena perhatian manager lebih tertuju pada pendesainan ulan organisasi, sehingga ini dapat memperburuk hubungan antara organisasi terhadap pelanggan maupun supplier.


Stress dan terburu-buru
Organisasi yang mengalami redesain biasanya mengalami banyak tantangan dari dalam organisasi, para pekerja takut kehilangan pekerjaan, teman, status karena keadaan yang tidak stabil ini, sehingga dapat mengakibatkan peneurunan kinerja dari tiap pekerja.
Alasan suatu organisasi melakukan desain ulang adalah :
Sebagai respon terhadap perkembangan organisasi.
Kesuksesan management memicu perubahan
Suatu solusi untuk masalah internal
Desain yang digunakan tidak cocok lagi dengan lingkungan.

1. The Political Lens
Dalam mencapai kesuksesan suatu organisasi tidak cukup hanya dengan perspektif strategis desain. Organisasi juga merupakan suatu system politik, kita biasanya langsung terpikir politik itu tidak jauh dari pemilihan, kelompok, pemerintah, atau kelompok yang memiliki ketertarikan. Elemen kunci dari dari perspektif politik adalah kekuasaan, ketertarikan, konflik, kompetisi, dan negosiasi.
Untuk sebagian orang, termasuk banyak eksekutif sukses dan berkuasa, politik merupakan suatu sisi gelap dari suatu perusahaan, aspek yang diciptakan dari keegoisan dan ketidakjujuran terhadap orang lain. Keefektifan dari suatu dukungan terhadap orang lain bergantung kepada besarnya suatu kekuasaan yang dimiliki individu atau unit tertentu. Memahami bagaimana cara mendapatkan kekuasaan dan pengaruh terhadap orang lain adalah suatu tindakan yang efektif dalam organisasi.
Perspektif politik sama dengan posisi dan kekuatan, dimana individu yang kuat akan memperoleh kekuasaan yang besar. Konsep dasar dari perspektif politik adalah interest (keinginan) dan power (kekuasaan). Interest adalah apa yang akan dilakukan oleh seseorang, atau keputusan untuk melakukan suatu hal.
2.1 Konsep inti dalam perspektif Polikik
1. Interest (keuntungan atau keinginan)
Didalam perspektif politik, tingkah laku organisasi didasarkan pada keinginan. Perspektif politik memiliki pengertian bahwa tindakan rasional yang dilakukan oleh seseorang didasari atas keinginannya sendiri. Didalam organisasi diadakan pengumpulan pendapat tentang keinginan dari anggotanya, dan keinginan yang paling banyak akan dituruti/ diimplementasikan dalam perancangan suatu system organisai. Dua langkah penting dalam pemilihan keinginan adalah :
o Mengetahui bahwa keinginan/ keuntungan adalah suatu hal yang penting dalam sebuah organisasi
o Analisa keinginan tersebut dan prioritas secara individu maupun kelompok dalam organisasi.
2. Power (kekuasaan)
Kekuasaan merupakan suatu konsep yang sangat susah didefinisikan didalam suatu organisasi, walaupun sebagian besar orang bila ditanya untuk mengidentifikasikan unit mana yang paling berkuasa akan dengan mudah memberikan jawaban. Pengertian kekuasaan dalam perspektif politik adalah suatu potensi untuh mempengaruhi tingkah laku, merubah suatu keadaan, dan menyuruh orang untuk melakukan sesuatu.
Sumber dari kekuasaan/ kekuatan adalah :
o Karakteristik personal
Karakteristik personal yang dimaksud disini contohnya adalah Kharisma seseorang, dimana orang lain dapat mengagumi charisma tersebut dan mau melakukan sesuatu yang diperintahkan. Hubungan yang baik antara pemimpin dan bawahan adalah dengan membina hubungan emosional secara baik.
o Keahlian yang banyak dan keunggulan
Penguasaan suatu kemampuan atau pengetahuan adalah sesuatu yang berharga didalam organisasi dan keunggulan terhadap suatu hal dapat menjadi sumber kekuatan atau kekuasaan didalam suatu organisasi. Dibeberapa lever organisasi grup atau subgroup yang memiliki kelebihan akan memperoleh kekuasaan yang signifikan.
o Performasi masa lalu
Individu yang memiliki sejarah yang sukses dalam melaksanakan tugasnya pada masa yang lalu akan lebih memiliki kekuasaan atau kekuatan daripada individu yang memiliki history kurang baik. Individu yang memliki performasi masa lalu yang baik lebih mudah mendapatkan kedudukan didalam suatu organisasi dan lebih dihormati oleh individu lain didalam lingkungan organisasi.
o Kedudukan formal didalam organisasi
Dari perspektif politik, pemetakan organisasi menunjukkan laporan spesifik tentang suatu tanggung jawab, yang prosesnya sebagai berikut :
Alokasi sumber daya (contonya pembagaian computer atau gadget)
Aliran infromasi, pemberian informasi dari atasan kebawahan dalam penugasan suatu karyawan.
Mengevaluasi performasi dari karyawan yang mempengaruhi pemberian penghargaan atau pun penetapan posisi bagi karyawan pada waktu yang akan datang.
Penugasan pekerjaan, menunjukan kepada karyawan tugas mana yang harus dikerjakan dan siapa yang bertanggung jawab atas pekerjaan tersebut.
Penyelesaian suatu konflik, penyelesaian suatu konflik dapat membantu kehidupan antar personal yang baik didalam organisasi.
o Posisi Informal dalam suatu organisasi
Sumber kekuasaan dalam organisasi adalah terciptanya banyak koneksi antara individu atau grup sehingga menciptakan suatu lingkungan yang nyaman dalam organisasi.
2.2 Faktor utama kekuasaan dalam suatu jaringan social
ukuran dari jaringan tersebut
Besarnya jaringan seseorang dalam kehidupan organisasi akan membantu menigkatkan kekuasaan seseorang.
Jumlah orang yang kuat dalam jaringan tersebut
Jabatan dalam suatu jaringan
Perulangan Vs jaringan yang efisien
Berperan sebagai jembatan informasi dalam struktur lubang dalam jaringan organisasi
2.3 Penggunaan Perspektif Politik
Kesuksesan perspektif politik yang digunakan untuk mengambil tindakan yang afektif dalam organisasi dapat meliputi :
1. Pemetaan kekuasaan
Langkah pertama yang harus dilakukan dalam menggunakan perspektif politik adlah dengan memahami dengan jelas siapa yang akan dipengaruhi dari tindakanyang kita lakukan, apa keinginan mereka, dan bagaimana kekuasaan mereka untuk tidakmengikuti kehendak kita. Ada 4 pertanyaan dasar yang diperlukan adalah :
o Supporters : perusahaan mana yang kita butuhkan untuk mendukung tindakan kita? Dukungan mana yang paling penting dalam membantu kita mencapai tujuan kita dan mengimplementasikannya.
o Blocker : Saingan mana yang akan menghambat usaha kita, dan apa yang kita lakukan untuk melawannya.
o Potential stakeholders : siapa yang akan terpengaruh dengan apa yang kita lakukan.
o Existing coalitions : siapa yang menjadi temen dan sekutu kita yang harus kita identifikasi sebagai pendukung yang berpotensi ataupun sebagai penghalang, dan keuntungan potensial apa yang kita berikan untuk mereka.
1. Getting “Buy-in”
Getting “Buy-in” disini maksudnya adalah mendapatkan dukungan atau orang untuk ikut serta dalam tindakan yang dilakukan oleh orang lain.
2. Memiliki teman dan membangun sekutu
Memiliki skutu adalah kunci kritikal untuk sukses dalam strategi politik. Koalisi dibentuk dari sekutu yang betindak bersama untuk memberikan dukungan politik maupun aktifitas. Koalisi dapat dibangun untuk membantu memberikan dukungan dalam kasus yang spesifik.
3. Membangun jaringan
Setelah membangun suatu sekutu maka dibutuhkan untuk membangun suatu jaringan. Jaringan informal yang kita miliki memiliki potensi yang besar sebagai sumber kekuasaan kita dalam mempengaruhi seseorang. Dengan kekuasaan yang besar orang lain tidak dapat mencegah kita untuk melakukan suatu tindakan atau pun memaksa orang lain untuk melakukan suatu tindakan sesuai dengan kehendak kita. Dalam memperbesar jaringan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu:
o Reward-related (termasuk gaji, bonus, promosi, penugasan untuk tugas yang disukai)
o Task-related (asisten, informasi, perusahaan dan sumber yang relevan dalam mengerjakan suatu pekerjaan)
o Relationship-related (penerimaan, dukungan dan salaing pengertian)
o Status-related (mengenali kepentingan, perbedaan dan suatu penghargaan).
Jaringan dapat diperluas dengan memahami 4 hal tersebut yang mana yang paling berharga bagi orang yang bertindak sebagai actor didalam organisasi tersebut.
4. Membangun kemampuan bernegosiasi
Salah satu yang terpenting dalam kehidupan bisnis adalah kemampuan untuk bernegosiasi. Dalam cerminan kepopularitasan bernegosiasi adalah elemen utama dalam keahlian managerial dalam mengembangkan jaringan dalam suatu kehidupan organisasi. Kemampuan bernegosiasi dapat dikembangkan melalui training, melihat dan belajar dari pengalaman. Perkembangan suatu organisasi juga tergantung dari seorang manager yang memiliki keahlian yang tinggi dalam bernegosiasi, mempengaruhi seseorang dan memiliki banyak sekutu yang dapat memberikan dukungan.
1. The Cultural Lens
Perspektif budaya lebih cenderung pada symbol atau ekspresi dari kehidupan manusia. Symbol adalah suatu alat berupa ekspresi yang digunakan untuk penyampaian suatu arti. Focus utama perspektif ini adalah pada nilai, bahasa, kepercayaan, legenda, norma social, mitos, ritual, atau ideology dari seluruh anggota organisasi. Budaya dalam ilmu social adalah konsep dari suatu kehidupan. Budaya sendiri juga termasuk seluruh tingkah laku yang kita lakukan setiap hari bahkan dari kita masih bayi.
Seperti halnya pada suatu organisasi atau perusahaan biasanya ada suatu symbol sebagai lambing perusahaan tersebut Symbol perusahaan menjadi lambang yang akan diingat oleh pelanggan. Fungsi symbol dari suatu perusahaan dapat mendeskripsikan perusahaan tersebut.
Kunci dalam pespektif budaya adalah Symbol, symbol sendiri memiliki beberapa pengertian berdasarkan perspektif budaya, yaitu :
Symbol adalah suatu objek budaya atau suatu object yang dibuat manusia, tampakan, logic dan dapat dikategorikan
Symbol diciptakan dan digunakan oleh manusia atau group dalam organisasi untuk suatu tujuan.
Symbol selalu dikedepankan pada periode atau konteks tertentu.
Symbol memiliki arti yang berbeda bagi individu yang berbeda.
3.1 Budaya Organisasi
Budaya dapat mempengaruhi bagaimana cara pikir seseorang dengan yang lainnya dalam suatu organisasi. Organisasi diposisikan dalam dan antar budaya, tetapi organisasi sendiri dapat menghasilkan budaya baru dari kebiasaan organisasi tersebut. Pemilik, pekerja, manager, pelanggang, siplier, legislator dan lainnya semua berpartisipasi dalam pembentukan dan konsumsi dari hasil budaya dan prosesnya dalam suatu organisasi.

Selain itu, arti spesifik dari budaya dikonstruksikan dalam dan antar banyak individu dan grup kerja. Setiap lever konseptual memperjelas tentang relevansi dari suatu budaya.
1. Culture And Control
Dengan mengubah budaya untuk memotivasi pekerja dengan cara :
· Mengubah struktur organisasi dan mendekatkan pekerja ke dalam pengontrolan organisasi dan pengambilan keputusan.
· Meciptakan budaya organisasi yang lebih baik secara langsung dengan pengrekurtan anggota baru, seleksi, training, penempatan dan lainnya.
· Mengemukakan model konsep dari cara berpikir dan tindakan untuk pekerja agar dapat diikuti.
2. Subculture
Subculture adalah kumpulan dari orang-orang yang saling membagi indentitas umum berdasarkan karakteristik yang telah melampauin peran dan hubungan yang telah ditentukan. Subculture dapat berupah kelas atau garis etnic karena kemiripan suatu budaya.
3.2 Diagnosa Budaya pada Organisasi
Menggunakan perspektif budaya dalam organisasi dapat membantu dalam memprediksikan area yang potensial dan dapat mengurangi konflik bila memungkinkan atau paling tidak membantu menangani masalah secara efektif dimana dan kapan terjadinya. Ada enam fitur penting dalam perspektif budaya yang dapat membantu dalam mendiagnosa budaya pada organisasi, yaitu :
1. Symbols and Meaning
Menggunakan perspektif budaya berarti mencoba untuk menguraikan pengertian suatu hal kepada individu atau group didalam organisasi. Strategi, tujuan, penghargaan, dan seterusnya mungkikn diartikan berbeda oleh orang yang berbeda.
2. identity
Dibanyak hal, budaya dan identities adalah konsep yang saling berkaitan karena merupakan suatu kepercayaandari seseorang. Identitas memiliki peranan yang sangat kuat dalam perspektif budaya karena indentitas membangun keinginan, nilai, project dan pengalaman.
3. Social Control
Organisasi harus mengembangkan control social untuk menjamin pekerja untuk melakukan sesuatu sesuai dengan kehendak kita dan dapat menghasilkan keuntungan dalam mencapai tujuan organisasi.
4. Subcultures
Subcultures menyediakan identitas alternative untuk pekerja dan membiarkan arti yang mengalir dari group yang berasal dari batasan lain untuk menemukan ekspresi internal. Memahami Subcultures biasanya merupakan hal praktis untuk memungkinkan mengantisipasi perbedaan arti dari suatu tugas dalam segment tertentu dari organisasi.
5. Cultural Relativity
Model budaya yang kuat mengklaim Negara, local, atau budaya spesifik daro perusahaan menjelaskan secara lengkap tingkah laku organisasi.
6. habits and history
Kebiasaan dari tingkah laku seseorang dapat memberikan perubahan terhadap hidupnya dan menjadi dasar berpikir dari individu tersebut. Kebiasaan bisa menjadi suatu budaya bila dilakukan dalam waktu yang jangka panjang. Sedangkan sejarah adalah suatu masa yang telah dilalui dan memiliki pengaruh yang besar terhadap pola piker seseorang yang juga dapat mempengaruhi kebiasaan dalam melakukan suatu hal. Kebiasaan maupun sejarah sama-sama dapat mempengaruhi budaya yang telah dilakukan selama ini, budaya terbentuk disebabkan oleh suatu kebiasaan yang dilakukan sejak dulu.
3.3 Dimensi mendasar dari Perspektif Budaya
1. Hubungan organisasi dengan lingkungannya
2. Sifat dasar dari aktifitas manusia
3. Sifat dasar dari kepercayaan dan realitas
4. Sifat dasar dari waktu
5. Sifat dasar dari sifat manusia
6. Sifat dasar dari hubungan manusia
7. Homogeneity vs. diversity

Tidak ada komentar:

Posting Komentar