Senin, 24 September 2007

Evaluasi Strategi TelkomFlexi

EVALUASI DAN PERUMUSAN STRATEGI TELKOMFLEXI
DENGAN MENGGUNAKAN MODEL DAVID
Anggara Hayun; Sundari
ABSTRACT
TelkomFlexi is a business unit from PT Telkom Divre V East Jawa that is moving in cellular industry field. Cellular industry is an industry that has rivalry very tight so every company fight to continue there live. For to get continue there live, TelkomFlexi must be have appropriate strategic in change internal and external condition. Changing internal and external condition result in TelkomFlexi must execute change internal and external analysis. Change internal and external analysis is a step to increase organization capability. Change internal and external analysis activity must be continuing executed not to execute in special period, example in December because changing in this time can continue very fast. Change internal and external analysis process must be executed with comparison internal and external assumption condition with this time and next time. If significant change true between internal and external assumption with this time and next time, so has to executed strategic formulation. To make good strategic management model, has to execute strategic management model review. From result in strategic management model review, made good model is David model. Application David model with three stages, input stage, matching stage, and decision stage.

Key words: Strategic Evaluation; Strategic Management Model Review; David Model.
ABSTRAK

TelkomFlexi merupakan salah satu unit bisnis dari PT Telkom Divre V Jawa Timur yang bergerak di bidang industri seluler. Industri seluler merupakan industri yang memiliki persaingan yang sangat ketat sehingga setiap perusahaan berusaha untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dengan sekuat tenaga. Untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya tersebut, TelkomFlexi harus memiliki strategi yang tepat dalam kondisi internal dan eksternal yang selalu berubah. Kondisi internal dan eksternal yang selalu berubah mengakibatkan TelkomFlexi harus melakukan analisis perubahan internal dan eksternal. Analisis perubahan internal dan eksternal merupakan langkah meningkatkan kemampuan organisasi untuk penyesuaian diri pada keadaan yang berubah. Aktivitas analisis perubahan internal dan eksternal ini harus dilakukan secara kontinyu bukan hanya pada periode tertentu, misalkan akhir tahun, karena perubahan yang terjadi pada saat inidapat berlangsung secara mendadak dan cepat. Proses menganalisis perubahan internal dan eksternal dilakukan dengan membandingkan asumsi kondisi internal dan eksternal pada saat strategi diterapkan dengan pada saat sekarang dan masa mendatang. Apabila terjadi perubahan yang signifikan antara asumsi kondisi internal dan eksternal dengan kondisi internal dan eksternal pada saat ini dan pada masa mendatang, maka perlu dilakukan perumusan strategi. Untuk mendapatkan model manajemen strategis yang sesuai dengan kondisi dari TelkomFlexi, maka perlu dilakukan review model manajemen strategis yang ada. Dari hasil review model manajemen strategis yang ada, diperoleh model yang sesuai yaitu manajemen strategis dari David. Penerapan model David ini dilakukan dengan tiga tahapan yaitu tahap input, tahap pencocokkan, dan tahap keputusan.
Kata kunci: Evaluasi Strategi; Review Model Manajemen Strategis; Model David


Rabu, 19 September 2007

Revitalisasi Kelembagaan

PENTINGNYA REVITALISASI KELEMBAGAAN SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PERAN SERTA SUMBER DAYA MANUSIA
KABUPATEN PURBALINGGA
Anggara Hayun A
hayun_its@yahoo.co.uk
ABSTRAK

Proses pembelajaran masyarakat dapat berjalan efektif dan memberikan manfaat yang lebih kepada masyarakat apabila proses pembelajaran dikelola dengan baik. Pengelolaan proses pembelajaran masyarakat yang baik terjadi jika ada suatu lembaga yang menaungi terjadinya proses pembelajaran masyarakat. Lembaga tersebut dapat berupa lembaga yang baru atau revitalisasi lembaga yang ada. Lembaga baru yang khusus menangani proses pembelajaran masyarakat untuk meningkatkan nilai tambah produk dapat dibentuk jika lembaga – lembaga yang ada pada saat ini tidak dapat diarahkan fungsinya menjadi lembaga pembelajaran masyarakat. Namun, pembentukan lembaga baru, memerlukan biaya yang tinggi dan waktu yang lama. Oleh karena itu, langkah yang mungkin dapat dilakukan adalah merevitalisasi lembaga yang ada pada saat ini. Untuk menjalankan lembaga pusat pembelajaran masyarakat peningkatan nilai tambah produk dengan efektif, perlu adanya sistem manajemen. Sistem manajemen merupakan payung bagi suatu lembaga dalam menjalankan kegiatannya secara operasional. Payung ini mewadahi suatu lembaga mulai dari arah pengembangan, mekanisme, dan pengelolaannya. Arah pengembangan menerangkan visi, misi, analisis lingkungan (internal dan eksternal), grand strategy, pengorganisasian, unit – unit strategis & uraian tugas, dan strategi operasional & kebijakan. Mekanisme menerangkan sistem prosedur, sistem informasi terintegrasi, model bisnis, dan sistem evaluasi. Sedangkan pengelolaan menerangkan sumberdaya – sumberdaya lembaga yang perlu dikelola supaya lembaga dapat berjalan untuk mencapai visi yang dimilikinya. Dengan dapat dioperasionalkan dengan baik pusat pembelajaran masyarakat, maka pemberian pembelajaran masyarakat melalui workshop, pelatihan, maupun konsultasi/advokasi dapat dilakukan. Adanya pemberian pembelajaran kepada masyarakat diharapkan dapat terjadi pemberdayaan masyarakat, yang pada akhirnya dapat terjadi pemberdayaan ekonomi lokal.

Kata Kunci :pembelajaran masyarakat, pusat pembelajaran masyarakat, sistem manajemen

Penentuan Prioritas Produk Unggulan

PENENTUAN PRIORITAS PRODUK UNGGULAN DENGAN MENGGUNAKAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS
(STUDI KASUS : KABUPATEN PURBALINGGA)

Anggara Hayun A;
hayun_its@yahoo.co.uk
ABSTRAK

Paper ini membahas bagaimana menentukan prioritas produk unggulan yang ada disuatu daerah. Suatu produk dikatakan unggul apabila memiliki daya saing yang tinggi di pasar. Agar produk yang dihasilkan suatu daerah memiliki daya saing yang tinggi, maka produk tersebut perlu diberi nilai tambah. Seperti kasus di Purbalingga, Purbalingga memiliki beberapa produk unggulan dari beberapa subsektor. Namun, karena keterbatasan yang dimiliki, menyebabkan tidak semua produk unggulan Purbalingga diberi nilai tambah. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui produk unggulan Purbalingga apa saja yang perlu di prioritaskan untuk diberi nilai tambah. Untuk menentukan prioritas produk unggulan purbalingga yang perlu diberi nilai tambah, dilakukan penelitian dengan menggunakan salah satu metode analisis keputusan yaitu Analytical Hierarchy Process (AHP). Hasil penelitian menunjukkan bahwa prioritas produk unggulan Purbalingga yang perlu diprioritaskan adalah kentang dengan prosentase 22,5%, kobis dengan prosentase15,3%, kelapa deres dengan prosentase 14,3%, nilam dengan prosentase 11,2% dan jeruk dengan prosentase 11%.
Kata Kunci : nilai tambah, prioritas, analytical hierarchy process