a. Tahun 1960-an
Ford memproduksi mobil standar yaitu model T berwarna hitam. Sistem produksi Ford dikenal dengan sistem produksi massal. Sistem produksi massal sangat mementingkan jumlah output yang dihasilkan persatuan waktu. Produktivitas, efisiensi, menciptakan keseimbangan lintasan produksi, dan utilitas sistem produksi adalah hal yang sangat penting. Pada sistem produksi massal kecepatan kerja operator diukur dan dijadikan dasar untuk menentukan upah. Ilmu pengukuran waktu kerja dan metode kerja sangat relevan dengan sistem produksi massal.
b. Tahun 1970 – 1980-an
Keunggulan bersaing pada era ini tidak hanya ditentukan oleh kemampuan sebuah industri untuk menciptakan banyak output persatuan waktu. Produktivitas tetap penting, tetapi tidak cukup sebagai bekal untuk bersaing di pasar. Pelanggan mulai bisa membedakan produk berdasarkan kualitasnya. Mulai ramai dibicarakan cara-cara untuk meningkatkan kualitas produk. Disadari bahwa kualitas produk sangat tergantung pada proses, manusia, dan sistem secara keseluruhan. Pengendalian kualitas tidak lagi cukup hanya dilakukan dengan model inspeksi produk, tetapi lebih fundamental dengan melihat proses. Orang mulai sadar bahwa kualitas produk juga tidak lepas dari kualitas bahan baku yang dikirim oleh supplier. Muncul konsep dan teknik Statistical Process Control dan Total Quality Management.
c. Tahun 1990-an
Munculnya teknologi informasi mengakibatkan pasar menjadi semakin mengglobal dan persaingan dunia menjadi semakin ketat. Tuntutan pelanggan menjadi semakin tinggi. Mendapatkan produk murah dan berkualitas tidaklah cukup. Variasi produk menjadi semakin penting. Pelanggan juga mulai menuntut aspek kecepatan respon, inovasi, dan fleksibilitas. Konsep-konsep time based competition, agile manufacturing, dan sejenisnya dimunculkan sebagai respon terhadap pentingnya aspek waktu dalam persaingan.
d. Tahun 1990-an
Pelaku industri mulai sadar bahwa untuk menyediakan produk yang murah, berkualitas dan cepat, perbaikan di internal perusahaan tidaklah cukup. Perlu peran serta semua pihak mulai dari supplier yang mengolah bahan baku dari alam menjadi komponen, pabrik yang mengubah komponen dan bahan baku menjadi produk jadi, perusahaan transportasi yang mengirimkan bahan baku dari supplier ke pabrik, serta jaringan distribusi yang akan menyampaikan produk ke tangan pelanggan. Kesadaran akan pentingnya peran semua pihak dalam menciptakan produk yang murah, berkualitas, dan cepat yang melahirkan konsep supply chain management.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar