“Visi” organisasi Six Sigma mencakup keenam hal berikut ini:
1. Fokus yang bersungguh-sungguh kepada pelanggan
Dalam six sigma, pelanggan menjadi prioritas utama. Sebagai contoh, ukuran-ukuran kinerja six sigma dimulai dari pelanggan. Perbaikan six sigma ditentukan oleh pengaruhnya terhadap kepuasan dan nilai pelanggan, didukung oleh sikap mengutamakan kebutuhan para pelanggan, juga sistem dan strategi yang berfungsi untuk mengikatkan bisnis kepada “suara pelanggan”.
2. Manajemen yang digerakkan oleh data dan fakta
Six Sigma mengambil sikap “management by fact” pada tingkat yang lebih kuat. Disiplin six sigma dimulai dengan menjelaskan ukuran-ukuran apa yang menjadi kunci untuk mengukur kinerja bisnis, kemudian menerapkan data dan analisis sedemikian rupa untuk membangun pemahaman terhadap variabel-variabel kunci dan hasil-hasil optimal.
3. Fokus pada proses, manajemen dan perbaikan
Dalam six sigma, proses adalah tempat di mana tindakan dimulai. Six Sigma memposisikan proses sebagai kendaraan kunci dari sukses, penguasaan proses bukan hanya sangat perlu, tetapi sebenarnya merupakan sebuah cara untuk membangun keunggulan kompetitif dan mengirimkan nilai kepada pelanggan. Sebagai sebuah mesin untuk pertumbuhan dan sukses. Proses-proses dalam six sigma didokumentasikan, dikomunikasi- kan, diukur, dan diperbaiki pada basis terus-menerus. Proses-proses tersebut juga dirancang atau dirancang ulang secara berkala untuk tetap berada pada kebutuhan saat ini dari pelanggan dan bisnis.
4. Manajemen proaktif
Yang paling sederhana, menjadi “proaktif” berarti bertindak sebelum ada peristiwa – lawan dari “reaktif”. Tetapi dalam dunia nyata, menjadi proaktif berarti membuat kebiasaan diluar praktek bisnis yang terlalu sering diabaikan, meliputi kebiasaan dan praktek-praktek yang mengantisipasi masalah dan perubahan-perubahan, menerapkan fakta dan data, dan asumsi-asumsi pertanyaan mengenai tujuan dan bagaimana melakukan sesuatu. Six sigma, sebagaimana kita ketahui, mencakup sejumlah alat dan praktek yang menggantikan kebiasaan reaktif dengan gaya manajamen yang dinamis, responsif dan proaktif. Mengingat lingkungan kompetitif dengan marjin rendah terhadap kesalahan, maka sikap proaktif menjadi sebuah solusi yang sangat baik.
5. Kolaborasi tanpa batas
Six sigma memperluas peluang untuk kolaborasi khusus antara kelompok-kelompok internal dengan para pelanggan, pemasok, dan mitra rantai persediaan. Jika masing-masing pihak melakukan perannya sesuai dengan “gambar besar” dan dapat menyadari serta mengukur tingkat ketergantungan antarsesamanya dari berbagai aktifitas di semua bagian dari sebuah proses. Kolaborasi tanpa batas menuntut adanya pemahaman terhadap kebutuhan riil pelanggan maupun aliran kerja di sepanjang sebuah proses atau rantai persediaan tersebut. Lebih lanjut, kolaborasi tanpa batas menuntut sikap yang ditujukan sepenuhnya untuk menggunakan pengetahuan terhadap pelanggan dan proses untuk memberikan nilai kepada pelanggan dan keuntungan bagi semua bagian.
6. Dorongan untuk sempurna, toleransi terhadap kegagalan
Tema terakhir ini, tampaknya kontradiktif. Tidak ada perusahaan yang akan memasuki six sigma tanpa meluncurkan ide-ide dan pendekatan-pendekatan yang baru, hal ini tentunya mencakup beberapa resiko. Namun pada intinya, semua perusahaan yang menjadikan six sigma sebagai tujuan perusahaannya, akan secara terus-menerus didorong untuk lebih sempurna dari sebelumnya (karena definisi pelanggan terhadap kata “sempurna” akan selalu berubah) sementara itu, di sisi lain pelanggan bersedia untuk menerima dan mengelola kegagalan yang terjadi. Hal ini memberikan kebebasan kepada orang-orang di dalam six sigma untuk menguji pendekatan-pendekatan baru bahkan sementara mengelola resiko dan belajar dari kesalahan, dengan demikian “mencapai palang” kinerja dan kepuasan pelanggan. Dengan kata lain, bukan berarti six sigma memiliki toleransi terhadap kesalahan, justru six sigma tidak memiliki toleransi yang besar (hanya 3,4 per sejuta kesempatan) terhadap kesalahan, hanya saja six sigma acapkali melakukan terobosan-terobosan baru yang kadang dianggap kontroversial.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar