Jumat, 22 Agustus 2008

Multicriteria Decision Making

Proses pengambilan keputusan yang dilakukan seringkali tidak diputuskan oleh satu pihak saja tetapi oleh banyak pihak. Hal ini disebabkan pengambilan keputusan meliputi kepentingan banyak pihak yang harus diperhatikan, sehingga keputusan yang diambil dapat memuaskan bagi semua pihak. Dalam pengambilan keputusan muncul banyak alternatif keputusan. Sering para pengambil keputusan dalam mengambil keputusan menggunakan insting atau intuisi, sehingga hasil pengambilan keputusan tidak selalu tepat. Oleh karena itu, untuk mengambil keputusan dengan tepat dan memenuhi kebutuhan banyak pihak, para pengambil keputusan harus memperoleh informasi sebanyak mungkin mengenai alternatif yang ada.
Dalam pengambilan keputusan yang memiliki banyak kriteria dan banyak alternatif solusi maka diharapkan kita harus:

1. Memilih suatu solusi tunggal sebagai keputusan yang terbaik untuk semua pihak.
2. Memilih sekumpulan solusi yang dianggap baik.
3. Mengurutkan solusi mulai dari yang terbaik hingga terburuk.

Metode MCDM ditujukan untuk pengambilan keputusan yang mengandung kriteria obyektif majemuk, saling konfliktual, dan memiliki ukuran yang tidak bisa saling diperbandingkan (Ciptomulyono, 2000). Menurut Hokkanen, Salminen (1997) dalam Annif (2000), terdapat banyak metode MCDM yaitu :
1. Multi – Atribute Utility Theory (MAUT).
2. Analytical Hierarchy Process (AHP)
3. Outranking Methods
4. Interactive Procedures.
Metode MCDM yang paling banyak digunakan adalah AHP. Hal ini disebabkan AHP mampu memecahkan masalah yang multi obyektif dan multi kriteria dengan komprehensif. Selain itu, AHP dapat digunakan untuk mengolah data yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif.

Tidak ada komentar: