Jumat, 22 Agustus 2008

Ukuran, komposisi dan Formasi dari Tim

Ukuran tim dan komposisi mempengaruhi proses dalam tim dan hasil keluarannya. Ukuran yang optimal dan komposisi dari tim begitu didebatkan dan sangat bervariasi tergantung dari tugas yang hendak dilakukan. Setidaknya satu studi dari pemecahan masalah dalam sebuah tim menjelaskan seberapa optimal ukuran dari tim. Di antaranya adalah tim yang memiliki empat anggota. Selain itu ada mendapatkan ukuran yang optimal bagi pekerjaannya saat jumlah anggota berjumlah 5-12 anggota. Hasil yang kurang dari lima anggota akan mengurangi perspektif dan menghilangkan kreativitas. Jumlah anggota yang melebihi dari 12 akan membuat konflik semakin banyak dan semakin besar potensi untuk membuat sub-tim.

David Cooperrider menyarankan bahwa tim yang besar adalah yang lebih baik. Hal ini dikarenakan tim yang besar mampu menyadari perjalanan dari seluruh sistem. Jadi selama hal itu mungkin tidak terlalu efektif dalam menyelesaikan masalah yang diberikan, Cooperider meminta kepada kita untuk menyadari relevansi dari tugas tersebut : “Efektif di bidang apa?”

Berdasarkan komposisi, seluruh tim memiliki elemen dari homogenitas dan heterogenitas. Semakin homogen suatu tim, maka akan semakin kohesif. Dan semakin heterogen suatu tim, semakin banyak perbedaan dalam perspektif dan meningkatkan potesial dari kreativitas, tapi hal ini juga memperbesar potensial untuk terjadi konflik.

Anggota tim biasanya memiliki peranan yang berbeda-beda, misalnya pemimpin dari tim dan agen. Tim yang besar bisa dibagi menjadi beberapa sub tim tergantung apa yang dibutuhkan

Banyak tim yang melalui tingakatan life-cycle, yang diidentifikasikan oleh Bruce Tuckman adalah forming, storming, norming, performing and adjourning. Hal ini akan dijelaskan nanti.

Tidak semua grup adalah tim

Sebagian orang menggunakan kata “tim” saat mereka bermaksud mengatakan “pekerja”. Salah satunya “tim sales” merupakan salah satu kesalahan eufimisme ini, walaupun kehadiran sales sangat bergantung dalam sebuah organisasi, tim sales bisas diturunkan oleh performansi bagian lain dari organisasi dimana penjualan sangat bergantung.

Team building

Kalimat team building bisa menggantikan kalimat seleksi dan motivasi dari sebuah tim, atau lebih spesifik pada grup di dalam teori dan praktek dari pengembangan organisasi.

Saat tim di dalam sebuah pengembangan organisasi membutuhkan efektivitas dan butuh meningkatkan performansinya, hal ini bisa dikatakan bahwa sebagai definisi yang jelas.

Proses dari pembentukan tim diantaranya :
a. Menjelaskan tujuan dan membuat kepemilikan dari tim
Menjelaskan inhibitor dari teamwork dan menghilangkan atau justru memperdekat mereka, dan jika mereka tidak bisa dihilangkan, kurangi efek negatif dalam tim tersebut.

b. Untuk memperbaiki dirinya, sebuah tim harus mencari umpan balik sebagai berikut :
- apa yang menjadi kelebihan dari tim tersebut
- apa yang menjadi kekurangan dari tim tersebut

c. Untuk meningkatkan performansi saat ini, tim harus menggunakan umpan balik yang telah dicari untuk :
- mengetahui jarak yang dibuat antara yang diinginkan dan yang telah terjadi
- Mendesain strategi untuk memperdekat jarak tersebut

Tim yang memiliki performa tinggi

Yang termasuk dalam tim semacam ini adalah tim yang begitu hebat di dalam berbagai macam kategori mengenai keefektifan suatu tim. Kategori tersebut antara lain performansi, kepuasaan anggota, pembelajaran tim, kepuasaan orang di luar tim tersebut.


Hot groups

Mengacu kepada tingkatan dalam pikiran yang muncul di dalam grup atau tim yang anggotanya termotivasi untuk meningkatkan kemampuannya ke level di atasnya. Dalam grup ini senantiasa begitu bersemangat untuk bisa berusaha lebih baik dari sebelumnya.

Teamwork

Nilai anggota dari suatu kumpulan, misalnya saja sebuah grup, tim, divisi, atau organisasi. Dimana anggotanya saling membantu satu sama lain, untuk mendengar dan memberi umpan balik kepada yang lain, dan untuk menyediakan bantuan dan kehadiran untuk yang lain.

Teamwork merupakan konsep dari manusia yang bekerja bersama-sama dengan saling kooperatif. Proyek membutuhkan orang untuk bekerja bersama-sama, karena itulah teamwork menjadi konsep yang penting dimanapun. Tim yang efektif adalah tim yang bisa mewujudkan tujuannya sekaligus mendapatkan hal baik lainnya.

Mendengarkan ide dari orang lain. Saat orang diijinkan untuk mengekspresikan ide mereka secara bebas, hal ini akan memproduksi ide lainnya.

Tanyalah pertanyaan, berinteraksi dan diskusikan tujuan utama dari tim yang kita ikuti ini.
- Perlakukan orang lain dengan respek dan dukung ide mereka
- Bantulah pekerja yang lain
- Bagilah kepada tim bagaimana membuat lingkungan dalam teamwork
- Semua anggota dari tim dibesarkan hatinya untuk berpartisipasi dalam tim

Untuk tim agar bekerja secara efektif sangat dibutuhkan anggota tim yang mampu melakukan kemampuan berkomunikasi dan melakukan komunikasi efektif antara satu dengan lainnya. Misalnya saja dengan menggunakan email, pertemuan antar grup, dll. Hal ini akan membuat anggota dari tim mau bekerjasama dengan baik dan mendapatkan keinginan dan tujuan dari tim.
Teamwork juga biasanya digunakan di dalam kerja untuk melakukan secara efisien mengenai “misi”.

Pemain dalam tim

Anggota dari suatu kumpulan, misalnya saja sebuah grup, tim, divisi atau organisasi. Dimana anggota ini yang menjalankan nilai dari teamworks. Dan pemain dalam tim lah yang berusaha untuk mencapai tujuan dari tim tersebut. Tiap pemain akan memiliki peranan masing-masing dan struktur hierarki yang jelas, sehingga dia melakukan tugasnya dengan terarah.

Pemain dalam tim adalah minyak yang tetap membuat mesin dalam hal ini tim terus bergerak. Mereka adalah pendengar yang baik dan diplomat, berkemampuan dalam menyelesaikan masalah dan membantu anggota saling mengerti satu sama lain tanpa harus terjadi konflik.

Tipe dari tim

- Quality Circles
Grup ini hanya terdiri dari beberapa orang (termasuk grup kecil) yang pekerjanya bekerja sama untuk menyelesaikan berbagai masalah kualitas. Misalnya saja, kontrol kualitas, pengurangan biaya, dan perancangan produksi.

- Cross-functional teams
Terdiri dari anggota yang merepresentasikan sejumlah fungsi yang berbeda, dimana mereka bekerjasasma untuk meingkatkan koordinasi antara fungsi misalnya seperti pengembangan produk, peningkatan proses, dan alokasi dari sumber daya.

Di dalam bisnis, cross-functional team adalah kelompok dari orang dengan berbagai fungsi kerja untuk menuju suatu tujuan yang sama. Mungkin saja dari orang bagian finansial, penjualan, operasi, dan departemen sumber daya manusia. Biasanya, dalam cross-functional team mengandung pekerja dari seluruh level dari organisasi. Anggota bahkan mungkin berasal dari luar organisasi misalnya saja dari supplier, konsultan, dll.

Cross-functional team biasanya berfungsi sebagai tim yang harus bekerja sendiri untuk menyelesaikan tujuannya. Keputusan yang diambil biasanya dilakukan melalui konsensus, tapi terkadang juga ipimpin oleh manajer/pelatih/pemimpin dari tim.

Dalam non-bisnis, contoh paling baik untuk cross-functional team adalah band musik, disana ada beberapa elemen permainan berbeda denngan menggunakan instrumen yang berbeda. Lagu yang dihasilkan merupakan hasil dari kolaborasi dan partisipasi dan tujuannya ditentukan melalui konsensus. Kemampuan untuk bermain seluruh instrumen yang ada tidak dibutuhkan karena musik menyediakan bahasa standar yang setiap orang di dalam tim tersebut dapat mengerti. Jadi pada dasarnya, band musik merupakan contoh yang sangat jelas mengenai tim ini.

Konsekuensi dari organisasi yang menggunakan cross-functional team :
Pertumbuhan dari cross-functional team sudah mempengaruhi proses pemilihan keputusan dan struktur organisasi. Walaupun teori manajemen mengatakan bahwa tiap tipe dari struktur organisasi butuh untuk membuat strategi, taktik dan keputusan operasi. Prosedur baru sudah dimulai untuk menggabungkan pekerjaan dengan tim yang ada.
1. Less unidirectional - Up until recently
pembuatan keputusan mengalir secara satu arah. Pada dasarnya level kerjasama objektif membawa ke objektif strategi unit bisnis. Saat ini, organisasi memiliki struktur yang datar, tidak terlalu banyak perbedaan di dalam perusahaan, dan departemen fungsional mulai didefinisikan dengan cukup baik. Perkembangan dari tim yang di direksinya adalah diri sendiri merupakan cerminan dari trend ini. Tim intra yang dinamis menjadi multi-directional lebih dari bentuk hirarki. Proses yang interaktif membuat tim melakukan konsensus. Begitu juga keputusan tim diberikan secara general dan tidak terlalu dijelaskan.

2. Pandangan yang lebih luas mengenai informasi
Cross-functional teams membutuhkan jarak informasi yang luas untuk mencapai keputusan mereka. Mereka butuh untuk menggambarkan informasi dari seluruh bagian dari informasi organisasi tersebut. Ini termasuk informasi dari seluruh departemen fungsional. Integrasi sistem menjadi sangat penting karena itu akan membuat seluruh informasi mudah di akses melalui interface tunggal.

3. Informasi yang lebih dalam
Cross-functional teams membutuhkan informasi dari segala macam level manajemen. Tim yang ada mungkin memiliki kemampuan sendiri untuk membuat strategi keputusan utama, keputusan taktis dan keputusan operasional, dan mereka akan membutuhkan seluruh ketiga informasi ini. Hampir semua tim yang dijalankan oleh dirinya sendiri akan membutuhkan informasi biassanya digunakan dalam membuat strategi, taktis dan keputusan operasional. Misalnya saja, sebuah produk yang hendak dikembangkan merupakan salah satu prosedur taktis. Itu membutuhkan strategi yang arahnya dimulai dari top manajemen dan menggunakan departemen operasional seperti bagian engineering dan penjualan untuk melakukan tugas ini. Tapi sebuah tim pengembangan produk baru akan terdiri dari orang-orang dari departemen operasional dan bahkan terkadang dari top manajemen.

Dalam berbagai kasus, tim akan bisa membuat strategi keputusan yang tidak terstruktur. Seperti misalnya target pasar yang manakah yang akan kita masuki, dan apa teknologi produksi yang akan kita ikuti, dan bagaimana cara pengembalian modal. Keputusan taktis misalnya saja untuk membuat suatu prototype, baik untuk menguji konsep, menguji target pasar, dan seberapa banyak harus diproduksi. Keputusan struktur operasi misalnya adalah penjadwalan produksi, pembelian inventori, dan penyeberan iklan lewat media. Dalam kata lain semua informasi harus digabungkan dengan tiga level ini.
4. Jangkauan pengguna yang semakin lebar
Cross-functional teams terdiri dari orang-orang berbagai bagian dalam organisasi. Informasi harus dibuat agar dapat dimengerti oleh seluruh pihak. Tidak hanya engineer yang menggunakan data teknis dan tidak hanya akuntan yang menggunakan data finansial dan tidak hanya personel sumber daya manusia yang menggunakan data HR. Organisasi modern berada diantara manajer untuk menggabungkan, mengurutkan dan memberikan prioritass dari data. Teknikal, finansial, marketing, dan seluruh tipe informasi yang lain harus muncul dalam suatu bentuk dimana seluruh anggota Cross-functional teams dapat mengerti. Hal ini berarti harus mengurangi jumlah spesialisasi jargon, mengurutkan informasi berdasarkan apa yang paling penting, menyembunyikan statistik yang kompleks dari pengguna, memberikan interpretasi dari hasil, dan menyediakan penjelasan yang jelas mengenai konsep yangn sulit. Teknik memotong dan mengambil yang penting saja mungkin akan terbukti sukses dalam menyediakan berbagai pandangan mengenai informasi kepada para pengguna yang berbeda-beda. Visualisasi data sistem bisa memunculkan hasil yang kompleks.

5. Lebih sedikit teleological
Semenjak dimunculkannya pandangan Peter Drucker mengenai “Management by Objectives”, pembuatan keputusan bisnis menjadi makin berorientasi ke tujuan. Manajer harus bisa membuat keputusan secara umum dan berpikir strategis, menjelaskan objektif yang hendak dilakukan, dan menjelaskan bahaimana bisa mendapatkan objektif yang diinginkan. Manajemen yang berdasarkan objektif ini mengambil skema dasar ini dan melaksanakannya untuk melaksasnakan seluruh keputusan yang siginifikan. Saat ini, banyak organisasi yang memulai untuk membuat struktur yang tidak berbelit-beli dan lebih melakukan pendekatan yang interaktif. Salah satu cara untuk mengimplementasikan hal ini menggunakan Cross-functional teams. Semuanya berarap bahwa tim semacam ini akan mengembangan strategi yang akan memperbaiki industri dan membuat cara latihan baru yang terbaik. Cross-functional teams menggunakan teknik yang tidak terstruktur dan mencari keuntungan kompetisi yang revolusioner, membutuhkan sistem informasi yang membutuhkan interaksi, fleksibilitas lebih tinggi dan kapabilitas dengan logika yang jelas.

- Self-managed teams
Keputusan dibuat oleh tim itu sendiri dan memiliki tanggung jawab untuk mencari anggotanya sendiri, mengalokasikan tugass dan peranan, menjelaskan jadwal kerja dan aliran kerja, dan mengatasi masalah.

Biasanya, manajer beraksi sebagai pemimpin dari tim dan bertanggung jawab dari mendefinisikan tujuan, metode, dan fungsi dari suatu tim. Bagaimanapun hubungan internal dan konflik antar bagian yang berbeda dari suatu organisasi mungkin bukan yang terbaik yang dijelaskan dari model kontrol yang berbentuk hierarki.

Ide utama dari “self-managed team” adalah pemimpin tidak bekerja dengan otoritas yang sempurna. Di peran manajemen yang tradisional, manajer memiliki tanggungjawab untuk menyediakan instruksi, mengatur komunikasi, menyediakan rencana, memberikan tugass dan melakukan pendisiplinan terhadap anggotanya dan membuat keputusan. Pada model organisasi lama ini, manajer memberikan tanggung jawab yang spesifik terhadap autoritas pembuatan keputusan pada tim itu sendiri. Hal ini diharapkan bahwa tim ini akan membuat keputusasn yang lebih baik dibandingkan keputusan individu. Baik manajer maupun pemimpin dari tim membuat keputusan yang tidak bergantung pada yang lain dan memiliki tanggungjawab terhadap daerah tersebut. Pada “self-managed team” yang sukses keputusan biasanya dibuat dengan konsensus, dengan melakukan voting di tim yang sangat besar ataupun formal. Tim ini akan mempengaruhi hasil dari keputusan dan aksi yang dilakukan.

“Self-managed team” beroperasi di berbagai macam organisasi untuk mengatur proyek yang kompleks misalnya saja dibidang penelitian, desain, pengembangan proses dan bahkan resolusi sistem, dan biasanya untuk proyek lintas departmen yang terdapat di dalamnya orang-orang yang memiliki level senioritas yang hampir sama. Saat gaya kepemimpinan internal di dalam “self-managed team” berubah dari kepemimpinan tradisional dan bekrja untuk menetralkan berita yang biasanya dihubungkan dengan model kepemimpinan tradisional, “self-managed team” massih membutuhkan dukungan dari manajemen senior untuk dapat beroperasi dengan baik.

“Self-managed team” bisa saling berkegantungan tapi bisa juga tidak berkegantungan. Tentunya kumpulan orang dari “self-managed team” tidak membuat hal lain selain timnya itu sendiri.

Sebagai pengembangan “self-managed team” agar sukses, butuh dibutuhkan area tanggung jawab yang terus-menerus harus bertambah, dan agar para anggota tim bisa mempercayai anggota lain satu sama lain dengan cara yang baik.

- Office of the President
Bagian dari eksekutif yang menjalankan perusahaan. Manajer fungsional atau divisional melaporkan secara langsung kepada CEO, mengatur operasi internalm dan membantu CEO dalam membuat formula dalam strageti dan mengatur relasi di luar tim.

- Transnational team
Terdiri dari orang-orang yang berasal dari negara yang berbeda dimana aktivitasnya melintasi berbagai batasTerdiri dari anggota yang mengerti mengenai alat elektronik seperti e-mail, fax, voice mail, video conference, dan “virtual workspaces” untuk berkomunikasi satu sama lain.

Hal ini membuat tim bisa menyatukan anggotanya meski mereka sedang berpisah lokasi. Penelitian bisas tetap dilakukan menggunakan input dari berbagai pemikiran yang hebat dari seluruh dunia. Pekerjaan proyek tetap bisa diselesaikan dengan membagi beban kerja antara anggota-anggota yang berjauhan. Banyak bisnis yang membuat kompetisi mengenai kapabilitas dan efisiensi dari virtual team.

Virtual team juga dikenal sebagai Geographically Dispersed Team (GDT) merupakan kumpulan dari individu yang bekerja melintasi batas wwaktu, riang dan bahkan batas organisasi dengan link yang diperkuat melalui jaringan dari teknologi komunikasi. Mereka memiliki kemampuan yang cukup tinggi dan sudah memiliki tujuan yang akan berusaha dicapai, memiliki tujuan kegiatan yang saling berhubungan dan ssaling berbagi untuk menyelesaikan masalah. Letak geografis yang berbeda-beda membuat organisasi ini boleh memperkerjakan dan mengambil orang-orang terbaik dari masing-masing lokasi. Anggota dari virtual team berkomunikasi secara elektronis, jadi bisa jadi mereka tidak pernah bertemu muka satu sama lain. Bagaimanapun, kebanyakan tim ini akan bertemu wajah pada suatu hari. Virtual team tidak selalu berarti “teleworker”. Teleworker adalah orang yang bekerja dari rumah. Banyak virtual tim dalam organisasi saat ini terdiri dari pekerja yang bekerja di rumah dan di kelompok kecil di perusahan tapi di lokasi geografis yang berbeda.

· Kenapa harus memilih virtual team?
a. Karena pekerja terbaik bisa saja tersebar dimana saja di belahan dunia ini
b. Pekerja menginginkan fleksibilitas dirinya
c. Pekerja menginginkan peningkatan dari teknologi
d. Organisasi yang fleksibel lebih kompetitif dan responsif di dunia pasar
e. Pekerja akan makin produktif apabila mereka menghabiskan lebih sedikit waktu dari berpergian.
f. Peningkatan perdagangan globalisasi dan aktifitas kerjasama
g. Jam kerja saat ini adalah 24 jam bukan lagi 8 jam seperti biasanya
h. Lingkungan yang membutuhkan kooperasi organisasi internal sama seperti membutuhkan kompetisi
i. Pekerjaan dari ekpektasi dari partisipasi organisasi
j. Kelanjutan dari lingkungan produksi
k. Bertambahnya struktur organisasi secara horisontal yang secara karakter dan sumber daya manusia yang tersebar secara geografis di dunia ini

· Keuntungan dari virtual team
a. Sebagian dari anggota virtual team tidak butuh untuk datang ke tempat kerja, dan begitu pula perusahaan tidak butuh untuk memberikan pekerja tersebut ruangan di perusahaan tersebut.
b. Mengurangi biaya perjalanan dari pekerja
c. Semakin banyak orang yang bisa ikut di dalam tim ini
d. Akan mengurangi polusi udara karena sedikitnya perpindahan tempat dari satu perusahaan ke perusahaan lain
e. Akan mempermudah pekerja dalam organisasi bekerja dengan lebih fleksibel
f. Dengan bekerja di dalam virtual team, kemampuan fisik tidak terlalu dipentingkan.

· Masalah dalam virtual team
a. Kesalahpahaman dalam komunikasi yang akan membawa komplaian antar member dari virtual team
b. Bekerja dalam suatu proyek melalui ruangkerja virtual akan memungkinkan membuat keterlambatan
c. Akan kesulitan mengontak anggota yang lain
d. Perbedaan zona waktu
e. Mungkin akan sulit bagi anggota tim untuk menegerti arti dari pesan yang berbasis teks.

· Tip untuk mengurangi masalah komunikasi dari anggota tim
a. Membiarkan anggota tim untuk mengenal sastu sama lain dengan membuat rencana untuk setidaknya melakukan sekali pertemuan yang saling memperlihatkan wajah. Hal ini bisa juga dilakukan dengan menggunakan web kamera dan video conference dimana mungkin tidak semua anggota memiliki hardware atau sofware ini
b. Membiarkan anggota tim mendapatkan ide bagaimana sebenarnya proyek itu berlangsung. Hal ini akan membuat tiap anggota yakin bahwa mereka merupakan bagian dari proyek.
c. Menciptakan kode etik. Hal ini akan mengurangi jeda wakti dan akan membuat yakin bahwa permintaan dapat terjawab dalam waktu yang ditentukan.
d. Jangan biarkan anggota tim menghilang. Buatlah penjadwalan untuk tiap anggota tim sehingga jadwal setiap orang bisa dilihat oleh anggota yang lain.
e. Membangun kepercayaan antara anggota tim
f. Menyimpan chart, diagram, dll melalui internet sehingga seluruh tim bisa melihatnya

· Siapa yang merupakan anggota dari virtual tim?
a. Anggota bisa saja merupakan anggota tetap atau anggota tidak tetap tergantung yang dibutuhkan
b. Anggota bisa berasal dari perusahaan yang sama atau bukan berasal dari perusahaan yang sama
c. Anggota bisa tinggal di komunitas yang sama atau Bisa juga berada di negara yang berbeda.

· Tipe dasar dari virtual team
a. Tim network terdiri dari individual yang berkolaborasi untuk mendapatkan tujuan. Keanggotaan biasanya tidak jelas dan tidak tetap.
b. Teamwork paralel bekerja di dalam jangka waktu yang singkat untuk membangun rekomendasi untuk peningkatan dari proses atau sistem. Tim ini memiliki keanggotaan yang berbeda.
c. Tim proyek atau pengembangan produk untuk pengguna atau pelanggan dengan jangka waktu yang telah ditentukan. Tugas yang harus dikerjakan biasanya tidak rutin, dan hasilnya spesifik dan dapat dihitung. Tim ini memiliki otoritas untuk membuat keputusan bagi dirinya sendiri.
d. Tim kerja atau produksi kegiatannya biasa dan bekerja seperti biasa di salah satu fungsi saja. Tim ini memiliki keanggotan yang sangat jelas.
e. Tim servis pendukung pelanggan atau bagian internal dari organisasi perannya hanya beberapa jam saja.
f. Tim manajemen bekerja berkolaborasi di kegiatan dasar harian dengan fungsi divisi dari suatu penggabungan.
g. Tim aksi menyediakan respon yang aktif di saat situassi sedang gawat.

· Alasan mengapa virtual team ada di dalam ruang kerja
a. Orang dari berbagai macam dunia bisa bekerja sama untuk mengerjakan suatu proyek
b. Membuat aliansi dan merger diantara organisasi
c. Memperlebar target pasar ke berbagai lokasi geografis yang berbeda
d. Mengurangi biaya bagi organisasi

· Sembilan langkah kunci untuk menciptakan virtual team
a. Amankan ide dasar dari proyek yang sudah kondusif
b. Buart bisnis plan termasuk di dalamnya visi dari tim, keinginan dan tujuan
c. Identifikasikan pemain utama untuk mendukung proyek
d. Pilih orang-orang yang mampu mengontribusikan kemampuan mereka untuk proyek
e. Buat list mengenai kegiatan yang mereka lakukan
f. Memunculkan pertemuan internal dengan anggota untuk bekerja dibalik layar, mengeset proses dan peraturan
g. Secara strategi menyatukan para member untuk menyelesaikan tujuan proyek
h. Buat alur waktu
i. Monitor aktivitas dan perkembangan



· Faktor kritis kesuksesan dari virtual team
a. Kehadiran dari standar yang ada
b. Kemampuan sumber daya untuk membeli dan mendukung komunikasi untuk seluruh anggota tim
c. Keberadaan dari sistem memori misalnya saja pelajaran database
d. Keberadaan dari tujuan yang tertulis, objektif, dan spesifikasi proyek, dan orientasi kepada hasil
e. Manajer dan anggota tim memiliki kemampuan di atas rata-rata untuk mencapai keinginan dengan akurat
f. Perbandingan kurang dari normal untuk mendorong informasi
g. Komunikasi dalam tim harus di prioritaskan
h. Aturan mengenai sumber daya manusia, sistem hadiah yang sama pentingnya seperti sistem pengembangan karir, harus diadakan di dalam pekerja virtual
i. Akses yang baik untuk pelatihan teknik dan informassi bagaimana caranya bersatu tanpa memperdulikan budaya yang berbeda-beda
j. Metode latihan yang mempelajari Just In Time
k. Ada standar dan kesepakatan teknik pada proses tim
l. Kebudayaan saling percaya yang tinggi, teamwork dan kolaborasi adalah bagian dari norma
m. Pemimpin menentukan ekspektasi performansi yang tinggi, kebiasaan model seperti bekerja melewati batas dan menggunakan teknologi secara efektif
n. Pemimpin tim dan anggota melakukan kompetensi di dalam pekerja meskipun di dalam lingkungan virtual

Kunci team building di dalam ruang kerja virtualDarleen DeRosa fokus dalam mempelajari kesalahan dalam team building di dalam ruang kerja virtual. Darleen DeRosa mendapatkan PhD dalam psikologi organisai. Dia fokus ke dalam studi ini karena dia merasa meskipun organisai sudah menghabiskan begitu banyak waktu dan uang untuk virtual team, tapi organisasi masih kehilangan fondasi dari tempat kerja virtual, yakni dukungan.
Memiliki pekerja yang bekerja di dunia virtual menghasilkan kekhawatiran dan tantangan. Kebanyakan bisa dieliminasi dengan bekerja di kantor yang benar-benar ada. Kebanyakan tantangan ini berasal dari interaksi tatap muka antara anggota tim. Darleen DeRosa menemukan bahwa ada tujuh kunci tantangan bahwa pekerja akan menghadapinya saat mengerjakan sesuatu dalam suatu tim di dalam dunia virtual. Di bawah ini adalah tantangan yang telah ia temukan dalam hasil risetnya :

· Perusahaan harus mengkompensasi kegagalan dari kontak manusia dan menemukan jalan lain untuk mendukung semangat dari tim, kepercayaan dan produktivitasnya
· Pemimpin harus sensitif pada interpersonal, komunikasi dan faktor budaya
· Tidak ada kepercayaan maka tidak ada tim. Kepercayaan merupakan faktor utama untuk menjadikan virtual team sukses. Tapi kepercayaan antar anggota, dibandingkan kepercayaan bahwa anggota tersebut bisa melakukan pekerjaannya dengan baik, lebih sulit dimunculkan dalam lingkungan virtual.
· Team building membayar. Virtual team menghabiskan waktu di dalam team building agar bisa bekerja dengan lebih baik.
· Performa dari tim selalu turun tiap satu tahun. Perhatian harus dilakukan untuk tiap anggota, komunikasi dan faktor budaya untuk menghindari “peak and decline” sindrom.
· Teknologi membuat suatu virtual team mungkin ada, tapi tentunya tidak bisa sesempurna itu untuk menggantikan interaksi manusia. Tim harus berhati-hati dalam menggunakan teknologi yang tepat untuk mengerjakan berbagai tugas.
· Saat pertemuan langsung dengan orang membutuhkan waktu dan biaya, virtual team yang bertemu hanya sekali atau dua kali dalam satu tahun akan lebih baik dibandingkan yang tidak pernah bertemu sama sekali. Untuk membuat transisi yang mudah dari kantor fisik ke lingkungan virtual untuk pekerja, organisasi harus membuat “virtual water coolers” dan chat room untuk memberi semangat pekerja agar bisa berkomunikasi dan berinteraksi.

- Independent and Interdependent Teams
Kumpulan dari pemain rugby adalah salah satu konsep penting untuk membedakan tipe dari tim. Batas yang jelas biasanya digariskan antara tim “independent” dan “interdependent”. Misalnya saja dalam tim olahraga, tim sepakbola sudah sangat jelas adalah tim yang “interdependent” atau saling berkegantungan. Tidak ada tugas yang dapat diselesaikan tanpa bantuan dari semua anggota tim yang lain, setiap anggota tim selalu memiliki spesialisasi kemampuan masing-masing, dan kesuksesan dari setiap individu adalah kesuksesan bagi seluruh tim. Tidak perduli seberapa besar talenta salah satu pemain, dia tidak akan pernah memenangkan lomba jika dia hanya bermain sendirian.

Di sisi lain, tim dalam tenis merupakan contoh klasik dari tim independent (tidak berkegantungan). Permainan dimainkan dan dimenangkan oleh individu atau partner. Setiap orang melakukan hal yang sama dan apabila salah seorang pemain menang ataupun kalah, hal itu tidak akan memiliki efek secara langsung pada permainan pemain berikutnya. Jika semua anggota tim melakukan hal dasar yang sama, misalnya saja murid menyelesaikan masalah matematika di kelas, atau di luar pekerja sales melakukan kegiatan menelepon, hal semacam itulah yang kita sebut dengan tim yang independent. Mereka mungkin bisa membantu sama lain, misalnya dengan memberikan saran atapun pelatuhan kadang-kadang, menyediakan dukungan moral, atau dengan membantu di balik layar di saat waktu yang sibuk. Tapi bagaimanapun, kesuksesan suatu individu terjadi karena usaha dari individu itu sendiri. Pemain tenis tidak mungkin hanya dirinya sendiri tidak menang hanya karena semua anggota tim yang lain tidak memenangkan perlombaan. Dan murid yang mengerjakan tes matematika tidak berhasil melalui tes tersebut hanya karena di sekitarnya ada yang tidak mengerti bagaimana menyelesaikan masalah dalam tes tersebut.

Melatih sebuah tim “interdependent” seperti tim sepakbola sangat membutuhkan pendekatan yang berbeda dibandingkan mengajarkan pada tim “independent” hal ini karena biaya dan keuntungan dari individu anggota tim. Selain itu ada juga insentif internal untuk kelakuan tim yang positif. Sebuah tim “interdependent” keuntungannya dari mengetahui kehiduppan sosial anggota tim yang lain dan dari meningkatkan kepercayaan satu sama lain dan dari meningkatkan tantangan artifisial.

Tim “independent” melihat aktivitas ini hal yang tidak penting, dan hanya membuang-buang waktu saja. Keuntungan mereka dapatkan dengan cara yang lebih intelektual, dan pelatihan kerja. Cara terbaik untuk memulai meningkatkan fungsi dari tim “independent” biaanya hanya dengan satu pertanyaan, “Apa yang harus dilakukan oleh semuanya untuk melakukan pekerjaan yang lebih baik daripada saat ini?”

- Project Teams
Sebuah tim digunakan hanya untuk waktu tertentu dan hanya sampai menyelesaikan tujuan yang telah didefinisikan sebelumnya, hal inilah yang disebut dengan project team. Manajer biasanya merupakan label dari sebuah kumpulan orang yang memiliki fungsi dasar yang jelas. Anggota dari tim ini mungkin tergabung dari grup yang berbeda, tapi menerima tugas yang sama untuk beraktivitas untuk menyelesaikan proyek yang sama, bahkan terkadang bisa membiarkan orang luar untuk melihat mereka sebagai unit tunggal. Melalui cara ini, membuat suatu tim sangat membutuhkan kreasi, pencarian dan tugas dari orang dalam grup tersebut berdasarkan proyek di tangan mereka. Penggunaan label tim dalam instansi ini biasanya tidak memiliki hubungan dari karyawan meski mereka bekerja dalam satu tim yang sama.

- Sports Teams
Merupakan sebuah kumpulan dari orang yang memainkan olahraga bersama-sama. Anggota merupakan seluruh pemain (termasuk orang-orang yang belum mendapatkan kesempatan bermain dan masih menunggu di bangku cadangan) juga termasuk anggota. Begitu juga dengan yang mendukung anggota misalnya tim manajer.








Tim versus Individu

- Kelebihan dan kekurangan tim :
· Tim menjanjikan kompetitif yang lebih besar, lebih cepat dalam membuat keputusan, hierarki yang lebih rendah levelnya, kualitas dan komitmen yang lebih hebat, dan kepuasaan pekerja akan lebih besar.
· Tim akan memungkinkan untuk sulit diatur, dievaluasi dan didukung.

- Membuat tim membutuhkan investasi dalam pelatihan dan desain organisasi

- Bekerja lebih terstruktur jika dikerjakan oleh individu dan terkadang membutuhkan waktu yang lebih sedikit dan memberi pekerja rasa tanggung jawab yang lebih besar terhadap pekerjaannya.

- Menggunakan pendekatan tim saat :
· Pekerjaan membutuhkan berbagai jangkauan dari kemampuan yang berbeda-beda
· Perbedaan komponen kerja sangat dibutuhkan ketergantungannya
· Waktu yang mencukupi tersedia untuk mengorganisasikan dan membuat struktur dari usaha tim
· Hadiah dari organisasi dan budaya organisasi mendukung untuk terbentuknya suatu tim
· Saat kebutuhan diidentifikassikan sebagai komitmen dari suatu aksi dan keputusan
· Berita mengenai pekerjaan sangat dibutuhkan
· Anggota dapat dipercaya dan tidak menghancurkan keharmonisan di dalam tim
· Keinginan individu untuk merasakan pengalaman menjadi sebuah tim
Komponen dari tim yang efektif

- Performansi
Seberapa baik anggota dari tim memproduksi output, menghitung kualitas, kuantitas, waktu, efisiensi, dan inovasi
- Kepuasaan anggota
Sebagaimana baik anggota menciptakan pengalaman yang efektif melalui komitmen, kepercayaan dan bertemunya kebutuhan individu

- Pembelajaran tim
Sebagaimana baik anggota bisa menumbuhkan skill baru, perspektif, dan sikap yang dibutuhkan saat kondisi sekitar berubah.

- Kepuasaan orang di luar tim
Sebagaimana baik anggota dari tim menyikapi kebutuhan dari konstitusi luar. Dan seberapa besar orang di luar tim yang merasa puas atas hasil yang dikerjakan oleh tim tersebut.


Operasi dalam Tim

- Proses internal dalam tim
Cara dimana anggota tim berinteraksi dengan yang lain utnuk menyelesaikan tugasnya dan membuat mereka selalu bersama layaknya sebuah tim.

- Batas manajemen
Cara dimana tim menentukan batas mereka, menentukan konstitusi kunci ekstrenal mereka dan berinteraksi dengan orang di luar tim mereka.

Konteks dari sebuah tim

- Kebudayaan organisasi
Nilai dan asumpsi dasar dari komunikasi sebuah organisasi melalui simbol, cerita dan kegiatan yang biasa terjadi secara rutin

- Desain dari sebuah tim
Suatu cara bahwa tim adalah kebersamaan, termasuk di antaranya komposisi di dalamnya, keinginan dari tugas mereka dan struktur mereka

- Hadiah
Formal dan non formal keuntungan diberikan kepada individu ataupun tim sebagai hadiah atas performansi mereka sebagai kunci bahwa anggota dari tim berinteraksi satu sama lain di dalam tim tersebut dan berinteraksi dengan orang di luar tim tersebut

Tim yang efektif terbentuk apabila anggota timnya bisa menjawab lima pertanyaan penting berikut :

- Siapakah kami?
· Tim harus dimulai dengan menyadari bentuk komposisi dirinya
· Untuk mengawali proses mengetahui siapakah temannya di dalam tim tersebut cara ini dapat dilakukan :
a. Mintalah kepada anggota tim untuk saling berbagi informasi personal dasar dan pengalaman di tim yang sebelumnya
b. Diskusikan tanggungjawab sebagai tim
c. Diskusikan bahaimana tim bisa menciptakan persamaan dan perbedaan antara anggota tim

- Apa yang kami ingin dapatkan?
· Anggota tim harus setuju terhadap tujuan yang dikerjakan
· Kategori dari tujuan tim adalah :
a. Performansi
b. Kepuasaan pelanggan
c. Pembelajaran tim
d. Kepuasaan orang di luar tim

- Bagaimana kami mengorganisasikan diri kami untuk mencapai tujuan kami?
· Tiga aspek utama yang di terorganisasi di dalam suatu tim :
a. Membuat struktur kerja yang membutuhkan tim bergerak dari tujuan menuju ke apa yang harus dikerjakan untuk mencapai tujuan tersebut
b. Peranan harus spesifik bagi tiap individu : fasilitator, manajer proyek, dan batasan manajer.
c. Norma menggantikan harapan dari sikap yang dapat diterima, mereka adalah peraturan yang tidak tertulis tapi tetap harus dipatuhi oleh anggota tim
· Tim harus didiskusikan dan tidak melanggar norma yang ada
· Kategori dari norma :
a. Norma bertemu
Dimana, kapan dan seberapa sering harus bertemu
b. Norma kerja
Standar, deadline, distribusi dari tugas dan pekerjaan
c. Norma berkomunikasi
Kapan komunikasi harus terjadi dan siapa yang harus bertanggungjawab
d. Norma kepemimpinan
Bagaimana suatu pemimpin sangat diperlukan
e. Norma konsiderasi
Saling menghargai tentang kenyamanan anggota, dengan cara tidak merokok, berjanji palsu, dll

- Bagaimana kami bisa beroperasi?
· Saat membuat rencana dari sebuah agenda :
a. Tuliskan tujuan utama dari keinginan tim yang hendak dikerjakan
b. Yakinkan bahwa tiap anggota tim memiliki peranan dalam kegiatan tersebut
c. Klarifikasi apa yang tim inginkan untuk menyelesaikan tiap hal yang akan dikerjakan, dengan cara berdiskusi, brainstroming, membuat keputusan, melakukan aksi, dll
d. Buat prioritas dari hal yang ingin dilakukan dan alokasikan waktu untuk masing-masing hal yang dikerjakan
e. Berikan waktu di akhir diskusi untuk menjelaskan ulang secara ringkas apa saja yang sudah disepakati dalam pertemuan yang baru saja terjadi tadi

- Bagaimana kami bisa terus menerus belajar dan memperbaiki diri?
· Saat memberi umpan balik, menjelaskan suatu masalah dan bagaimana itu bisa mempangurhimu dan tim mu
· Umpan balik haruslah :
a. Spesifik, dan tidak general
b. Menjelaskan kebiasaan, bukan menuduh perorangan
c. Dimulai dengan kata “saya” bukan kata “Kamu” (untuk mencegah terjadinya penuduhan)
d. Sesuai dengan waktu yang ada
· Saat meyakinkan dirimu adalah bagian dari tim, tanyalah pertanyaan berikut :
a. Tujuan
Apakah tujuan saya dan kami sudah tercapai?
b. Peran dan struktur
Apa peranan kami? dan apakah itu terlaksana atau tidak terlaksana di dalam struktur kami?
c. Proses
Seberapa efektif kami membuat suatu keputusan dan menyelesaikan konflik yang ada?
d. Usaha untuk berubah
Bagaimana kita bisa meningkatkan area ini?

Analisa individu dari sebuah tim

Langkah pertama : Kumpulkan data
Langkah kedua : Temukan cara yang efektif untuk menjelaskan data tersebut
Langkah ketiga : Analisa proses internal dari tim
Langkah keempat : Analisa kebiasaan dirimu sendiri
Langkah kelima : Munculkan sugesti bahawa tim bisa melakukan perbaikan
terhadap performanya
Langkah keenam : Munculkan saran bagaiman sebuah tim bisa melakukan perubahan






Seleksi Tim

Tujuan : Memilih anggota dari tim dan menentukan tanggung jawab tiap anggota.
Seleksi tim :
- Siapa yang bertanggung jawab dan untuk apa?
- Siapa yang jadi sponsor dari proyek? Apa tanggung jawab dari diri anggota terhadap tim yang ia ikuti?
- Bagaimana koordinasi tim dari proyek mengkoordinasikan usaha mereka?
- Siapakah pemimpin dalam tim tersebut? Dan apakah tanggung jawab dari pemimpin tim tersebut?
- Siapa saja yang berada dalam tim tersebut
- Seberapa sering dan bagaimana cara tim tersebut memberikan laporan?
- Apakah tipe dari anggota tim yang dibutuhkan? Dan tingkatan apa yang mereka butuhkan?
- Apakah “Pemilik Proses” yang menentukan segalanya atau keputusan bergantung dari tim?


Mencapai komitmen dari anggota tim

- Perubahan bisa diterima melalui komitmen dan kesepakatan
- Saat membangun komitmen biasanya tujuan dari usaha perubahan manajemen, dan itu biasanya mahal

Karakteristik dari Tim yang Efektif

- Teamwork yang efektif adalah lain :
· Menemukan kontrak
· Memberi penjelasan mengenai tugas anggota dan pemimpin
· Memunculkan prosedur dan peraturan dasar
· Memunculkan hubungan dasar




5 Faktor yang mempengaruhi Pengembangan Tim dalam CAT (Caterpillar)

- Perencanaan dan support
· Nilai yang didefinisikan dengan jelas, perkiraan, peran dan tanggung jawab
· Buy-in dan menyokong tim
· Komunikasi untuk segala keputusan yang akan dibuat
· Support staff selalu siap siaga

- Fasilitator
· Perlu mengerti peran dan tanggung jawab
· Visi yang jelas untuk kesuksesan
· Latihan untuk mempertinggi formasi dari tim
· Profesional

- Pelatihan
· Membagi nilai, harapan dan tujuan
· Pemimpin dan anggota yang benar-benar ahli
· Memberikan pelatihan terhadap tim mengenai teamwork

- Penguatan
· Memberikan hadiah dan penghargaan
· Visibel, komunikatif, dan manajemen yang suportif

- Membagi informasi
· Informasi bisnis selalu dibutuhkan untuk dibagi secara bebas, tidak hanya untuk kebutuhan dasar

Prosedur Tim dan Aturan Dasar

- Tim 6 Sigma Bussiness Improvement harus menemukan kode etik, atau membuat aturan dasar, yang merefleksikan norma di dalam tim. Kode etik menspesifikaskan bagaimana anggota tim setuju untuk memasukkan diri mereka di dalam proyek. Kode etik juga mendaftarkan kebiasaan yang harus dihindari dan hal ini akan sangat dibutuhkan dalam tingkatan Storm.
- Kode etik merupakan milik tim dan mungkin direvisi setiap saat. Anggota tim dan Black Belt berbagi tanggung jawab untuk meyakinkan bahwa tim setuju dengan kode etik tersebut. Kode etik harus selalu diingatkan di setiap pertemuan tim.

Tingkatan Pertumbuhan Tim

Semua tim yang efektif melalui tingkatan pertumbuhan. Sebuah tim harus bekerja melalui empat tingkatan untuk menjadi sukses. Pemimpin tim dan anggota harus mengerti perbedaan dari tingkatan tersebut dan mengadaptasi kebiasaan untuk memaksimalkan ke efektifan tim.

- Tingkatan pertama : FORM
Melalui tingkatan pertumbuhan form anggota akan merasakan kesenangan dan optimis mengenai prospek dari bekerja sama. Mereka akan merasa malu dan masih tentatif terhadap anggota tim yang lain. Mereka juga merasakan penasaran dan skeptis mengenai tugas yang diberikan.

· pertanyaan dari individu :
a. Kenapa saya ada disini?
b. Apa peranan yang akan saya mainkan?
c. Seberapa besar pengaruh yang akan saya miliki?
d. Sebarapa besar keinginanku untuk berkontribusi?
e. Bagaimana kami akan berinteraksi satu sama lain?
f. Apakah saya akan diterima oleh tim?

· pertanyaan dari tim
a. Apakah tujuan kami?
b. Apakah prosedur yang akan kamui gunakan?
c. Apa yang menjadi batasan kami?
d. Siapa saja yang harusnya berada di dalam tim?
e. Siapa yang harusnya menjadi pemimpin dalam tim?
f. Apakah kami memiliki dukungan manajemen?
g. Seberapa besar waktu yang kami miliki?
h. Apakah kami memiliki waktu yang cukup?

- Tingkatan kedua : Storm
Di dalam tingkatan storm, konflik mulai muncul, anggota dari tim mulai kehilangan fokus, bekerja mulai terbagi di dalam blok. Menyadari tentang tingkatan ini biasanya jelas karena anggota tim mulai merasa tidak setuju dan terkadang mulai menjadi tidak saling bekerjasama.
· Pertanyaan dari individu :
a. Apakah aku setuju dengan tujuan kita?
b. Apa yang aku rasakan mengenai struktur kekuatan tim?
c. Apakah keuntungan dari membagi informasi sebanding dengan resiko yang di dapatkan?
d. Bagaimana peranan ku akan diputuskan?
e. Apakah aku benar-benar memiliki kesempatan untuk menjadi sukses?

· Pertanyaan dari tim :
a. Bagaimana konflik harus diselesaikan?
b. Bagaimana kita harus menyetujui aturan dasar tim?
c. Apa yang harus kita lakukan saat kita stuck?

- Tingkatan ketiga: Norm
Tim menghabiskan hampir seluruh waktunya di dalam tingkatan Norm, mendapatkan pekerjaan yang produktif melalui jalan yang efektif. Bagaimana anggota tim bersikap antara satu dengan yang lain di dalam fase ini? Apakah prosedur atau alat yang akan digunakan?
· Perasaan individu :
a. Perasaan kebersamaan
b. Kebebasan untuk mengekspresikan ide dirinya
c. Kepercayaan mutualisme

· Manifestasi tim :
a. Perasaan bahwa perlu untuk menjadi bersatu
b. Penggunaan prosedur yang efektif
c. Produktivitas
d. Penghargaan terhadap aturan dasar tim

- Tingkatan keempat : Perform
Tingkatan Perform merupakan “high point” sementara saat tim bekerja dengan baik. Tim mungkin akan menerima hal ini, atau kembali ke ke tingkatan Norm atau Storm, dan kemudian kembali ke Perform lagi. Tim menentukan hidupnya sendiri.
· Perasaan individu :
a. Ini menyenangkan!
b. Kepercayaan dan persahabatan tingkat tinggi
c. Kreativitas dan inspirasi pribadi yang tinggi
d. Hal yang hebat sudah dilaksanakan

· Manifestasi tim :
a. Koordinasi yang efektif mengenai aktivitass dan kemampuan
b. Pengecualian produktivitas dan hasilnya
c. Komunikasi yang hebat dengn dunia di balik tim
d. Dukungan mutualisme dalam level yang tinggi

Resolusi Konflik

- Untuk membuat tim maju dari Storm ke Norm, tim harus mengerti :
· Bagaimana mengidentifikasikan konflik dan bagaimana menyelesaikannya
· Bagaimana mengidentifikasikan blok dan bagaimana membuatnya tidak blok lagi
· Bagaimana blok dalam tim bisa mempengaruhi kegiatan dan bagaimana menyelesaikan masalah ini

Saat dikendalikan dengan baik, konflik menghasilkan ide baru, menyelesaikan masalah, memperlebar kapabilitas, dan meningkatkan kreativitas.





Menolong tim yang mengalami konflik

Di bawah ini adalah beberapa langkah untuk membantu teamwork melalui konflik. Ini hanyalah salah satu saran yang diberikan, tapi pemimpin dari tim mungkin akan menggunakan cara lain. Pemimpin tim mungkin memiliki alternatif antara beberapa cara di bawah ini saat mereka harus menyelesaikan konflik di dalam tim.
- Klarifikasi dan simpulkan beberapa sudut pandang yang berbeda
- Tanyakan poin-poin dimana yang setuju dan dimana yang tidak setuju
- Lihat situasi dari keinginan pelanggan
- Dapatkan data
- Tempatan dirimu dalam posisi orang lain
- Tanyakan bagaimana bisa memecahkan masalah perbedaa.

Tim yang sukses memiliki ciri yang sama yakni sebagai berikut :

- Mereka berkomitmen untuk cita-cita yang sama
Kunci pertama adalah setiap anggota tim sepakat pada satu cita-cita yang sama. Kalau kita tidak memiliki cita-cita yang sama, akan sulit memutuskan bekerjasama untuk meraihnya. Dengarkan kesaksian berikut :
Kakakku dan aku bertengkar selama satu jam, bolak-balik, bolak-balik, sampai tiba-tiba aku terduduk dan tersenyum. Ini makin membuatnya marah. “Apa yang lucu?” tanyanya. Aku bilang, “kita mendebatkan hal yang sama. Kita hanya ingin Ibu bahagia, itu aja.” Ibu baru menikah kembali dan kami nggak sepakat apakah seharusnya Ibu melakukannya atau tidak. Tapi, kami berdua menginginkan hal sama : Kami ingin ibu bahagia. Setelah itu, kami jadi agak tenang. (Heri 16 tahun)

- Mereka memiliki nilai-nilai dan harapan yang sama
Orang-orang di dalam tim yang sukses memiliki harapan yang sama tentang bagaimana seharusnya perilaku semua anggota, termasuk menyepakati peran apa yang harus dimainkan setiap anggota tim. Meskipun tidak ada orang yang sepakat pada setiap masalah, sulit mempertahankan hubungan yang saling mendukung dan bertahan lama kalau orang-orang yang terlibat di dalamnya menganut nilai yang berbeda-beda.

- Mereka memainkan peran yang saling menunjang
Orang-orang yang terlibat di dalam hubungan sukses tahu bagian mana yang harus dimainkan demi cita-cita yang telah disepakati. Kejelasan peran sangatlah penting. Hal ini memberi anggota timmu informasi yang mereka butuhkan agar bisa menyesuaikan diri dengan rencana permainan, apa yang bisa mereka harapkan dari sesama, dan bagaimana interaksi peran mereka. Kalau peran masing-masing anggota tidak dijabarkan dengan jelas, kemungkinan besar akan terjadi konflik. Semua orang memainkan peran khusus dan keseluruhan dukungan, bimbingan dan dorongan yang ditawarkan sangatlah penting.

- Mereka punya rencana untuk menghadapi dan memecahkan masalah
Konflik adalah bagian dari kehidupan. Bahkan dalam suatu tim yang akrab pun tidak kesepakatan bisa saja terjadi. Kamu perlu mencari cara untuk memecahkan konflik di dalam timmu agar tetap maju dan tidak tertahan oleh masalah internal. Kalau kita anggota dari sebuah tim yang punya masalah yang tidak terselesaikan, satu dari dua hal ini bisa terjadi : kita tetap bertahan meski dalam keadaan pincang, meraih prestasi di bawah yang seharusnya bisa kamu raih, atau bubar sekalian. Sesungguhnya bagian dari kekuatan sebuah tim yang sehat adalah mampu memcahkan masalah dan bersama meraih prestasi lebih tinggi saat berhasil melalui masa sulit. Dalam situasi yang sehat, kamu bisa menghadapi dan memecahkan masalah dengan mengikuti keenam langkah berikut :
· Tentukan masalahnya
Langkah pertama dalam menyelesaikan konflik adalah menentukan apa masalahnya. Itu berarti kamu harus menentukan bidang mana yang tidak disetujui dan mana yang disetujui.

· Diagnosis penyebabnya
Selanjutnya sangat penting untuk memahami apa yang memicu konflik. Konflik bisa disebabkan oleh banyak hal, termasuk tindakan, peristiwa, komentar, gosip, atau cita-cita yang berlawanan.


· Buat perencanaan yang mungkin dilakukan
Tentukan kemungkinan pemecahan konflik serta tindakan yang bisa dilakukan setiap orang untuk mencari pemecahan.

· Putuskan pemecahan yang bisa diterima bersama
Pikirkan konsekuensi dari berbagai alternatif pemecahan itu dan pilih yang bisa diterima oleh semua pihak.

· Terapkan pemecahan itu
Setelah semua pihak yang terlibat menyetujui sebuah pemecahan mereka semua harus terlibat dalam penerapannya.

· Evaluasi hasilnya
Semua pihak yang terlibat harus mengevaluasi seberapa baik pemecahan itu menyelesaikan masalah. Kalau belum bisa menyelesaikan masalah, cari pemecahan lain.

- Mereka punya rencana untuk mengevaluasi kemajuan
Tim yang sukses punya cara untuk mengevaluasi berapa banyak kemajuan yang mereka capai. Anggota tim menyepakati target bersama dan cara mengevaluasi kemajuan agar bisa diukur. Ada target yang sederhana dan jelas. Target lain tiudak semudah dan sejelas target utama. Ini semakin menambah alasan kenapa kita harus membuat kesepakatan tentang titik periksa tertentu di sepanjang perjalanan sebagai totok ukuran.

Di dalam suatu tim kita harus membangun kepercayaan dan membuat orang lain percaya.

- Membangun kepercayaan
Saling percaya itu beresiko. Tidak semua hubungannya memiliki derajat kepercayaan yang sama tapi kepercayaan adalah kunci untuk membangun hubungan dan membentuk tim pendukung. Saling mempercayai bisa menimbulkan konsekuensi positif dan negatif. Konsekuensi tersebut bergantung pada bagaimana anggota timmu merespon situasi saat kamu melaju dalam Proses Sukses. Kita harus bisa membaca motivasi orang lain. Semua orang memiliki tujuan, cita-cita pribadi yang mungkin sejalan atau tidak sejalan dengan cita-citamu di atas cita-cita mereka. Kamu tidak boleh memaksa orang lain cita-citamu di atas cita-cita mereka. Kuncinya adalah menemukan orang yang memiliki cita-cita sejalan denganmu.

- Membuat orang lain percaya
Berikut sebelas ciri karakter yang membuat orang menaruh kepercayaan :
· Melakukan sesuai perkataan
· Dengarkan tanpa menilai
· Selalu ada
· Bayar utangmu saat tiba waktu membayar
· Bertindak hormat meski pada saat marah atau dikritik
· Ceritakan secara jujur tentang didrimu dan orang lain
· Jaga apa yang diamanatkan kepadamu
· Jadilan sumber kekuatan
· Akui kesalahanmu
· Bantu orang lain tanpa mengharapkan pujian atau balasan

Menumbuhkan tim pendukung

Agar kerjasama tim makin mantab, maka beberapa kiat di bawah ini bisa digunakan :
- Jadilah tuan rumah, bukan tamu, dalam sebuah hubungan
Seorang tuan rumah pasti memedulikan kebutuhan, minat dan pandangan tamunya. Kalau kamu berada dalam sebuah hubungan yang Cuma berisi “aku, aku, aku.” Dan satu-satunya kebutuhan yanag kamu perdulikan hanyalah kebutuhanmu sendiri, hubungan itu tidak akan bertahan lama. Perhatikan orang-orang yang menjadi bagian dari tim mu. Senantiasalah siap mendukung mereka seperti kamu ingin mereka selalu siap untukmu. Bangun kepercayaan dengan menunjukkan kalau kamu ingin menjadi kekuatan aktif dalam kehidupan orang itu.




- Perhatikan hal-hal yang kecil
Hal-hal kecillah yang biasanya memberi kesan terbesar. Saat kamu membangun hubungan yang penuh kepercayaan perhatian pda detil bisa berarti banyak. Ingatlah hari-hari penting dan ulang tahun. Ketahui kejadian dan perubahan dalam hidup seseorang. Lakukan semua itu karena kamu benar-benar terlibat dan tertarik, karena Cuma itu yang bisa dilakukan untuk membangun kepercayaan.

- Hormati semua komitmen, besar atau kecil, diucapkan atau tidak
Kepercayaan bisa dibangun dan dihancurkan secepat kami menepati atau melanggar komitmenmu. Kalau kamu ingin membangun hubungan yang penuh kepercayaan dengan seseorang, hadirlah bila kamu bilang akan hadir. Bersiaplah untuk menghormati komitmen yang tidak terucapkan.

- Penuhi harapanmu sendiri
Kamu tidak bisa mengharapkan orang lain mau memberi perhatian padamu lebih dari perhatianmu pada mereka. Kalau kamu tidak ingat hari ulang tahun mereka, jangan harapkan mereka akan mengirimi kue pada hari ulangtahunmu sendiri. Tidak ada yang lebih cepat memudarkan kepercayaan daripada orang yang tidak mempraktikan semua ucapannya.

- Akui kesalahanmu
Ini pasti akan terjadi. Kamu akan melakukan sesuatu tanpa pikir panjang atau sembrono yang menyakiti seseorang yang percaya padamu dan selalu ada untukmu. Hal terburuk adalah kamu bisa menganggap seseorang dari tim pendukungmu ini pasti akan mengerti dan berprasangka baik padamu. Kalau kamu mengacau, kalau kamu menyakiti seseorang lewat tindakan yang tidak dipikirkan masak-masak, datangi orang yang kamu sakiti dan luruskan masalahnya. Jika tidak, jangan pernah berharap hubunganmu berlanjut.




Agar suatu tim dalam organisasi berjalan dengan baik, dibutuhkan pemimpin yang berkualitas. Berikut sepuluh sikap seorang pemimpin sejati dan sepuluh kesalahan besar yang dibuat para pemimpin.


Berikut ini adalah 10 hal yang dilakukan pemimpin sejati dalam keseharian.
1. Mengatakan kebenaran
Dalam dunia bisnis saat ini, kita sering kali harus ikut “menelan kebenaran". Kita mengatakan sesuatu hanya untuk menyenangkan hati orang lain dan supaya terlihat menyenangkan di depan orang ba­nyak. Pemimpin sejati tidaklah demikian. Mereka mengatakan kebenaran secara konsisten. Mereka tidak akan pernah mengkhianati diri sendiri de­ngan mengucapkan kata-kata yang tidak sesuai dengan diri mereka. Tetapi, sikap ini bukan berarti mereka harus melukai hati orang lain ketika ber­bicara. Mengatakan kebenaran adalah mengenai berkata jelas, jujur, dan autentik.

2. Memimpin dengan hati
Bisnis sebetulnya adalah masalah yang berkaitan dengan orang banyak. Demikian juga kepemim­pinan sebetulnya adalah masalah yang berkaitan dengan orang banyak. Pemimpin-pemimpin ter­baik menggunakan hati ketika berinteraksi dan tidak ragu-ragu untuk menunjukkan kepekaan me­reka. Mereka sungguh-sungguh peduli pada orang lain dan berusaha menyisihkan waktu untuk pe­ngembangan diri orang-orang yang ada di sekitar mereka. Mereka bagaikan matahari: matahari membagi-bagikan sinamya kepada tanaman dan pepohonan. Dan sebagai balasan, tanaman dan pepohonan selalu tumbuh menghadap matahari.
3. Memiliki moralitas yang baik
Jati diri Anda berbicara lebih lantang dari ucapan Anda. Keunggulan yang ada pada karakter Anda adalah kekuatan sejati, dan orang lain dapat me­rasakannya sekalipun dari jauh. Pemimpin sejati berperilaku sesuai dengan karakter mereka. Me­reka melakukan sesuatu sesuai dengan perkataan
mereka dan sejalan dengan nilai utama yang me­reka anut. Pemimpin sejati memiliki sifat-sifat baik dan mulia. Oleh karena itu, orang lain akan meng­hormati dan mendengarkan perkataan mereka.

4. Berani
Perlu keberanian yang besar untuk memilih sikap yang berbeda dengan orang banyak. Butuh nyali yang tebal untuk menjadi seorang visioner. Di­perlukan kekuatan dari dalam diri yang besar un­tuk melakukan apa yang dianggap baik walaupun bukan merupakan hal yang mudah. Kita hidup di dunia di mana lebih banyak orang yang memilih berjalan di jalur yang paling mudah. Pemimpin sejati akan memilih untuk berjalan di jalur yang tidak biasa dilewati dan melakukan hal yang benar, bukannya melakukan hal yang mudah.

5. Membangun tim dan menciptakan komunitas

Salah satu tujuan utama yang ingin diperoleh orang di tempat kerja adalah kebersamaan. Di masa la­lu, kita mempunyai komunitas di lingkungan tem­pat tinggal. Kita sering mengadakan acara kum­pul-kumpul bersama tetangga dan mengadakan piknik bersama. Di dunia kerja sekarang ini, pa­ra karyawan juga mencari komunitas dan konek­si di tempat kerja. Pemimpin sejati dapat men­ciptakan tempat kerja yang membantu tumbuhnya ikatan-ikatan manusiawi dan persahabatan abadi.

6. Mengenali diri sendiri
Adalah menjadi kewajiban seorang pemimpin un­tuk dapat mengenali dirinya sendiri. Pemimpin se­jati mengenali diri sendiri seutuhnya. Mereka me­melihara hubungan dengan diri sendiri. Mereka mengenal kelemahan dan memanfaatkan keku­atannya sendiri. Dan mereka menghabiskan ba­nyak waktu untuk mengatasi rasa takut.

7. Pemimpi

Seperti kata Einsten, imajinasi adalah lebih pen­ting dari ilmu pengetahuan. Karena melalui imajinasilah hal-hal luar biasa dapat terjadi. Pemimpin sejati berani untuk memimpikan kemustahilan. Mereka melihat apa yang juga dilihat oleh orang lain, tetapi kemudian mengimpikan kemungkinan­kemungkinan baru. Mereka menghabiskan ba­nyak waktu untuk memejamkan mata dan mem­bayangkan rancangan-rancangan dan fantasi-fan­tasi yang mengarah pada produk yang lebih baik, jasa yang lebih memuaskan, tempat kerja yang lebih nyaman dan nilai yang lebih dalam.

8. Peduli pada diri sendiri

Memelihara dimensi fisik Anda merupakan tanda-­tanda bahwa Anda menghormati diri sendiri. An­da tidak akan dapat melakukan sesuatu yang luar biasa dalam bekerja jika Anda tidak merasa bu­gar. Pemimpin sejati makan secukupnya, olahraga, dan merawat tubuhnya. Mereka meluangkan wak­tu di alam terbuka, minum banyak air putih, danmelakukan relaksasi pijatan secara teratur sehing­ga mereka mempunyai tubuh yang siap untuk ber­performansi di tingkat dunia.

9. Lebih memilih melakukan yang terbaik daripada melakukan dengan sempurna

Tidak ada manusia yang sempurna. Setiap ma­nusia menjalani perkembangan secara bertahap. Pemimpin sejati memiliki komitmen untuk selalu dapat melakukan yang terbaik. Mereka senantiasa berusaha meningkatkan kemampuan dan standar mereka. Mereka tidak mencari kesempumaan dan cukup arif untuk dapat membedakan antara yang terbaik dan sempuma.

10. Meninggalkan kesan baik
Selalu ada di hati setiap orang yang mengenal Anda berarti hidup selamanya. Kesuksesan itu indah tetapi mempunyai arti itu jauh lebih baik. An­da diciptakan untuk memberi sumbangsih dan meninggalkan kesan pada orang-orang di sekitar. Jika Anda tidak dapat menjalani hidup dengan cara seperti ini berarti Anda mengkhianati diri sendiri. Pemimpin sejati tak henti-hentinya mem­bangun kesan baik dengan membantu orang­orang yang ada di sekitamya menciptakan nilai tambah pada diri mereka, dan mewariskan dunia yang lebih baik.

Tidak ada komentar: