Dengan mengimbangi distribusi normal sebesar 1.5 sigma setiap sisinya, penyesuaian ini dilakukan untuk menghitung apa yang terjadi pada setiap proses setelah melalui banyak siklus dalam manufakturing. Apa yang diketahui adalah sangat jarang sesuatu terjadi sama seperti intinya. Sebagai contoh adalah dalam garasi, tidak mungkin kita membuat garasi sama luasnya dengan mobil tetapi perlu toleransi. Sangatlah jarang dalam memasukan mobil kita dapat tepat memposisikan titik tengah mobil tepat pada titik tengah garasi. Demikian juga dalam toleransi 1.5 sigma, hal ini dibuat untuk mengatasi error atau kesalahan yang tidak diharapkan.
Menggunakan 1.5 sigma sebagai standar deviasi memberi kita keuntungan besar dalam meningkatkan kualitas tidak hanya pada proses industri dan perancangan tetapi juga dalam proses perdagangan.
Nilai DPMO atas suatu sigma tanpa pergeseran diperoleh dengan cara menggunakan perhitungan distribusi normal. Misalnya untuk 3 sigma, maka dilihat pada tabel distribusi normal, maka diperoleh nilai 0,998650. Karena ingin mencari yang tidak berada dibawah kurva (di atas spesifikasi) tersebut maka 1-0,998650 = 0,001350. dengan nilai mean (rata-rata) di tengah-tengah distribusi maka disimpulkan juga bahwa kemungkinan kegagalan di bawah spesifikasi sama dengan jumlah yang di atas spesifikasi, sehingga kemungkinan kegagalan adalah 0,002700 dan dengan menggunakan satuan per sejuta diperoleh nilai 2700 per sejuta (DPMO = 2700) pada level 3 sigma dan seterusnya. Tabel berikut menunjukan apa arti dari pergeseran sigma dalam hal jumlah yang tak sesuai atau cacat per satu juta kesempatan.
Sedangkan nilai DPMO atas suatu level sigma dengan adanya pergeseran sesuai konsep Motorola, maka untuk level 6 sigma diperoleh nilai 3,4 per sejuta dengan perhitungan menggunakan Microsoft Excel (nilai distribusi normal), yakni
= 1000000-normsdist(-1,5+Nilai Sigma)*1000000
= 1000000-normsdist(-1,5+)*1000000
= 3,4
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar