Rabu, 20 Agustus 2008

Kualitas (Sejarah Six Sigma)

Pada tahun 1980-an dan awal 1990-an, Motorola merupakan salah satu dari banyak korporat AS dan Eropa di mana produk yang mereka luncurkan digunakan oleh para pesaing Jepang. Para pemimpin atas Motorola mengakui bahwa kualitas produknya mengerikan. Seperti banyak perusahaan pada saat itu, Motorola tidak mempunyai sebuah program “kualitas”, tetapi Motorola mempunyai beberapa program. Kemudian pada tahun 1987, keluar sebuah pendekatan baru dari sektor komunikasi Motorola – pada saat itu dikepalai oleh George Fisher, lalu ia menjadi Top Executive di Kodak. Konsep perbaikan inovatif itu di sebut (Pande S. Peter, dkk., 2002) “Six Sigma”.
Six Sigma Motorola merupakan suatu konsep atau teknik pengendalian dan peningkatan kualitas dramatik yang diterapkan oleh perusahaan Motorola sejak tahun 1986, yang merupakan terobosan baru dalam bidang manajemen kualitas. Banyak ahli manajemen kualitas menyatakan bahwa metode Six Sigma Motorola dikembangkan dan diterima secara luas oleh dunia industri, karena manajemen industri frustasi terhadap system-sistem manajemen kualitas yang ada, yang tidak mampu melakukan peningkatan kualitas secara dramatik menuju tingkat kegagalan nol (Zero defect). Banyak sistem manajemen kualitas, seperti: Malcolm Baldridge National Quality Award (MBNQA), ISO 9000, dan lain-lain, hanya menekankan pada upaya peningkatan terus-menerus berdasarkan kesadaran mandiri dari manajemen, tanpa memberikan solusi yang ampuh dalam hal terobosan-terobosan yang harus dilakukan untuk meningkatkan kualitas secara dramatik menuju tingkat kegagalan nol. Prinsip-prinsip pengendalian dan peningkatan kualitas Six Sigma Motorola mampu menjawab tantangan ini, dan terbukti perusahaan Motorola selama kurang lebih 10 tahun setelah implementasi konsep Six Sigma telah mampu mencapai tingkat kualitas 3,4 DPMO (defect per million opportunities – kegagalan per sejuta kesempatan).
Beberapa keberhasilan Motorola yang patut dicatat dari aplikasi program Six Sigma (Vincent Gasperz, 2002) adalah sebagai berikut:
Ø Peningkatan produktivitas rata-rata : 12,3% per tahun.
Ø Penurunan COPQ (cost of poor quality) lebih dari 84%
Ø Eliminasi kegagalan dalam proses sekitar 99.7%
Ø Penghematan biaya manufakturing lebih dari $11 Milyar
Ø Peningkatan tingkat pertumbuhan tahunan rata-rata sebesar 17% dalam penerimaan, keuntungan, dan harga saham Motorola

Tidak ada komentar: